Kegiatan pengabdian masyarakat oleh mahasiswa (PMM) menjadi sebuah wadah bagi para mahasiswa untuk dapat menyalurkan berbagai macam kegiatan positif pada masyarakat. PMM sendiri bertujuan untuk mengaplikasikan Hilirisasi hasil penelitian Universitas Muhammadiyah Malang.
Mahasiswa UMM yang sedang melakukan Pengabdian masyarakat oleh mahasiswa (PMM) ini membantu kegiatan posyandu warga desa turirejo yang bertempat di posyandu bougenvil desa Turirejo Kecamatan Lawang Kabupaten Malang, Jawa Timur. hernanda selaku anggota dari mahasiswa pmm tersebut menjelaskan mereka melakukan kegiatan ini beranggotakan “Hernanda Khidam Tamabi, Muhammad Miftahul Maulana, M Anggara Dwi Prasetyo, Rizky Hidayatullah, dan Ryan Giovanni di bawah bimbingan dosen pengampu lapangan Bapak Drs. Moh. Jufri, ST, MT”, jelasnya.
Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan guna memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan guna mempercepat penurunan Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi.
Kegiatan posyandu di desa ini diadakan tiap bulan pada bulan ini kegiatan posyandu diselenggarakan pada tanggal 4 Agustus 2023 warga desa sangat antusias menyambut kegiatan posyandu ini. kegiatan posyandu bougenvile dimulai pukul 08.00 WIB, dihadiri oleh warga yang mempunyai anak balita. Ada sekitar 5 kader posyandu dan satu bidan desa serta mahasiwa PMM UMM yang terlibat dalam kegiatan tersebut. Kegiatan posyandu tersebut meliputi penimbangan berat badan anak. kegiatan posyandu ini memiliki manfaat lain seperti memberikan layanan kesehatan anak, imunisasi, pemberian makanan tambahan, dan penyuluhan tentang kesehatan.
Mahasiswa UMM juga ikut serta dalam menimbang berat, mengukur tinggi serta melakukan penyuluhan dengan dibantu Ibu Ema selaku bidan desa turirejo ibu ema mengatakan
“Karna ramai dan warga banyak yang datang kami merasa terbantu dengan adanya mahasiswa PMM yang ikut dalam kegiatan ini”, ungkapnya.
Memang terlihat sepele menimbang berat dan mengukur tinggi anak nyatanya hal tersebut menjadi salah satu faktor penting untuk mengetahui gejala stunting pada balita.