Menurut Sierra Ngangi, anak zaman sekarang menyukai kemajuan teknologi, multimedia dan ilmu design. Mulai anak batita hingga dewasa, tidak ada yang tidak mengenal teknologi. Bukan secara naluri memang, hanya pada kebiasaan yang menurun dari orang tuanya dalam penggunaan gadget. Paling tidak, anak-anak pada awalnya melihat orangtuanya menggunakan komputer atau hand phone dalam kesehariaannya.Sekarang ini, anak-anak mana yang tidak mengenal game? Khususnya anak-anak yang tinggal di perkotaan. Melalui gadget yang ada di tangan, aplikasi game sudah dapat dimainkan. Melalui android, game-game dapat diunduh dengan mudah.
Banyak orang masih berangggapan bermain game hanya menimbulkan sisi negative saja. Misalnya membuat anak-anak lupa waktu, menyebabkan gangguan pada penglihatan (kabur),malas belajar dsb. Pendapat awam seperti itu rupanya meleset sangat jauh dari fakta yang sebenarnya. Game ternyata memiliki banyak manfaat, dengan catatan hanya sebagai hiburan/selingan mengatasi kepenatan.
Manfaat-manfaat tersebut antara lain,meningkatkan mood, mengurangi stress dan depresi,sesudah menjalankan rutinitas pekerjaan, dengan bermain game seseorang biasanya bisa lebih  rileks dan kembali merasa bahagia.Memperlambat proses penuaan, karena orang yang biasa bermain game dinilai lebih bahagia dalam menjalankan hari-harinya.Membantu meringankan rasa sakit yang sedang diderita, karena orang yang sedang melakukan pengobatan sambil bermain game akan lebih fokus pada gamenya.Meningkatkan penglihatan, mata pemain game  lebih sensitive terhadap perubahan warna di layar monitor.Mengajarkan kegagalan, pemain game lebih siap secara mental ketika mengalami kegagalan.Meningkatkan kemampuan dalam mengambil keputusan dengan tepat yang tentunya tidak melupakan keefektifan dari keputusan tersebut, dan masih banyak lagi keuntungan lainnya.
Menurut teori Mentossory Education, suatu teori yang diterapkan oleh Sierra di sekolah yang didirikannya, yaitu Preschool & Kindergarten, Kiwi School, dan Stefie’s House of Creativity, anak-anak diberikan kebebasan untuk bereksplorasi dan memilih tetapi tetap harus bertanggungjawab atas dirinya sendiri. Di lembaga yang didirikannya tersebut, anak-anak tidak hanya dilatih otak kirinya, tapi sekaligus otak kanannya.
Jadi bisa disimpulkan, otak kiri juga harus diimbangkan dengan otak kanan, agar orang-orang sesudah berfikir keras setiap hari bisa menyeimbangkan dengan jiwa seninya. Ada bermacam-macam cara menurut Sierra Ngangi dalam menyetimulus otak kanan, diantaranya menari balet, melukis, bernyanyi bahkan sekedar bermain game. Untuk game, Indonesia sudah berhasil memproduksi sendiri. Anak-anak muda berasal dari Bandung, tergabung dalam sebuah tim yang mereka namai Tinker Game ini, berhasil menciptakan game-game yang sesuai dengan karakter orang Indonesia. Mereka adalah Muhammad Adji Santika, Santoso Sunariman dan Karunia Ramadhan.
Game hasil karya anak bangsa tersebut berjudul Backyard Madnes, Pig Rider, Soccer Girl Adventure, Paws!! Cat Attack, dan masih banyak lagi. Game-game tersebut bisa diunduh melalui internet.
Berbahagialah orang-orang yang bisa mengoptimalkan otak kiri dan otak kanannya dalam bekerja. Orang-orang tersebut tidak hanya berfikir secara fakta dan logika saja, tetapi juga sanggup berfikir secara abstrak, imaginative dan kreatif. Dengan kretifitas dan daya imaginasi yang tinggilah makanya game-game ini bisa tercipta. Selamat berkarya anak-anak Indonesia J
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H