Mohon tunggu...
sri mulyani
sri mulyani Mohon Tunggu... -

seorang ibu rumah tangga yang ingin mengekspresikan segenap pikirannya dengan menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kasus Renggo, Orangtua Harus Lebih Perhatian

7 Mei 2014   05:20 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:46 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Ketika membaca berita ini, langsung terikut air mata mengalir. Merinding dan sedih sekali. Kebetulan saya memiliki anak yang sebaya Renggo. Terus terang jadi parno, membayangkan betapa kerasnya dunia lelaki, sudah dimulai sejak dini, usia SD.

Anak-anak kan masih meniru.Mengikuti dan mencontoh apa yang mereka lihat dan dengar. Dalam hal ini media pegang kendali. Maraknya tontonan yang sangat tidak mendidik di pertelevisian kita sangat berpengaruh. Dalam tontonan komedi saja, meski dibuat keterangan “Jangan Tiru Adegan ini”, “Alat yang Dipergunakan Tidak Berbahaya” dan lain sebagainya, tentu tidak demikian cara anak menyikapinya.Mereka mencoba menirunya dan berfikir mungkin lawannya juga tidak merasa sakit seperti tontonan itu kan?

Kenapa murid-murid SD melakukan adegan musuh-musuhan begitu? Sinetron yang berlatarbelakang anak-anak SD pun sudah dibuat adegan sirik-sirikan. Tidak ada yang mengemasnya dalam bentuk usaha meraih prestasi. Sangat memprihatinkan.

Lantas kemana saja orangtua selama ini ya? Mengapa tidak menjadi garda terdepan melindungi tontonan anak-anak? Apakah malah ikut-ikutan asyik nonton dan tertawa-tawa di depan televisi? Sebab ternyata rating acara tersebut masih tinggi. Anak-anak setiap hari sudah dicekoki adegan kekerasan.

Rasanya memang sulit sekali meminta para pekerja seni yang menayangkan acara-acara tersebut untuk berhenti apalagi terkait dengan keuntungan yang diraup dari sebuah acara yang sedang naik daun. Maka kitalah yang mesti mengamankan anak-anak kita sendiri, dengan cara kita sendiri.

Berikut beberapa cara yang bisa dipraktekkan, terutama bagi orangtua yang memiliki anak usia balita:

1.Menetapkan jadwal waktu menonton

Orangtua sebaiknya mencaritahu kapan-kapan saja acara yang layak ditonton untuk anak-anak.  Ada baiknya saat hari libur saja atau sesudah jam belajar.

2.Menetapkan lamanya waktu menonton

Sebaiknya tidak lebih lama dari 1 jam/hari

3.Dampingi anak saat menonton

4.Ajak anak lebih banyak berkegiatan kreatif, misalnya: membaca, bermain lego, menggambar atau ngobrol bersama tentang kegiatan anak.

Sungguh sangat menyenangkan melewatkan waktu bersama anak-anak. Mereka akan mencurahkan seluruh fikirannya mengobrol bersama kita jika kita pun punya waktu untuk mereka. Saatmendengar celoteh anak, ada banyak manfaat yang bisa kita terima. Mereka akan terbuka menceritakan tentang apa saja dan percaya pada kita untuk teman curhatnya.

Dekatkan diri kita pada anak-anak. Jangan sampai kehilangan momen berharga bersama mereka. Meski sangat sibuk sekali pun sempatkanlah untuk tetap mengawasi kegiatan mereka. Peran lingkungan juga sangat penting. Sempatkan waktu melihat di mana dan dengan siapa anak kita bermain. Ajak juga tetangga sesekali untuk berbincang mengenai perkembangan tingkah laku anak-anak di lingkungan kita tinggal.

Waktu tidak akan pernah bisa ditarik mundur. Dan penyesalan kehilangan masa tumbuh kembang mereka tidak akan tertebus dengan genangan airmata sekali pun.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun