Mohon tunggu...
sri mulyani
sri mulyani Mohon Tunggu... -

seorang ibu rumah tangga yang ingin mengekspresikan segenap pikirannya dengan menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Ibu-Ibu Sudah Pandai Menilai, Jangan Lebay

13 Maret 2014   22:24 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:58 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Musim- musim kampanye begini,politikus pada tebar pesona.Ramah- ramah sekali,kalau
berpapasan dengan orang- orang daerah pilihannya biar kenal enggak kenal menegur duluan,minimal tersenyum.Yang tidak paham tentu jadi bingung,jangan -
jangan mereka akan berfikiran," Gila ya itu orang ? Perasaan Aku enggak kenallah..tapi koq tersenyum padaku ?Meski mungkin cuma dalam hati.Dan dalam hatinya caleg tadi," Huuaahhh...masa bodoh,kan senyum itu ibadah kata agama ?"Hiyaahh...kata agama buat ngingetin hati yang tidak tahu malu.Kalau tidak musim kampanye begini,apa iya berlaku demikian ?Apalagi kalau kalah..hahaha
Tapi yang paling buat kesel setengah mati para ibu,terutama ibu- ibu pengajian dan majlis ta'lim adalah ketika caleg- caleg itu menyaru datang pas hari pengajian.Memangkas waktu kami mendengarkan ceramah ustadz.Pengajian dilaksanakan usai Zuhur dan diakhiri sebelum Ashar,eh..mereka itu yang entah siapa namanya,meminta izin memperkenalkan diri,tidak lupa bawa sembako,katanya buat fakir miskin yang ada di pengajian tersebut.Hellow..biasanya kemana aja sih..?Besok - besok tetep datang bawa sembako enggak ?Memangnya fakir miskin makannya pas musim kampanye ?
Yang paling kentara sekali kejadian di majlis ta'lim gang tempat tinggalku dulu.Mu'alimahnya merangkap kacung salah seorang caleg,menelfon ketua majlis ta' limnya,menanyakan ada berapa orang di daerahnya yang tidak mampu,karena akan diadakan pembagian mukena dan sejadah.Dengan pintarnya ibu ketua itu menjawab,"Boleh saja ibu dan caleg itu dateng pas hari pengajian,tapi maaf jangan harap kami memilih caleg yang ibu maksud,terserah Kami memilih siapa.Meski hadiah tidak kami tolak."
Nah..benar saja,sang caleg tidak menampakkan dirinya,kuciwa..di atasnya kecewa ;)
Walaah..bersedeqah koq bersyarat,membutuhkan kembalian ( memangnya sedang belanja ?)
Para caleg,berhati- hatilah bersikap dengan ibu- ibu,jangan dikira kami tidak tahu cara menilai.
Kamilah yang palling sering nonton televisi di rumah,meski acara infotainment ,tapi kalau pas gonta- ganti channel selalu kami berhenti sejenak untuk melihat berita,dan beritanya tentang tingkah polah politikus dari partai- partai yang enggak nggenah.Kami juga pandai menilai bahasa tubuh seseorang,apalagi kami juga ikut pengajian kan ? Di pengajian itu kami diajarkan bagaimana sifat-sifat yang tidak baik,berpamrih.Dan kamilah manusia yang paling bisa dan gampang terpengaruh,maka dari itu pengaruhilah kami dengan sikap baik.
Juga kepada para pemuka agama,jangan ikut- ikutanlah.Benar memang..bahwa segala sesuatunya harus berlandaskan agama,tapi lihatlah..Anda dimanfaatkan hanya pada musim kampanye saja,sesudah itu..mereka tidak akan mengunjungi untuk silaturahmi apalagi menuntut ilmu agama ?
Tugas Anda..ajarkan agama dengan benar,tidak memihak pada siapa .
Ilmu agama wajib dituntut dan diajarkan,tidak mengenal musim,tidak bersyarat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun