Mohon tunggu...
Ananda Salsabila Putri Widodo
Ananda Salsabila Putri Widodo Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Airlangga

hobi menyanyi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sikap Remaja terhadap Bullying dan Hubungannya dengan Presepsi Iklim Sosial Keluarga

16 Juni 2022   11:12 Diperbarui: 16 Juni 2022   11:20 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Peserta dipilih dengan sampling yang disengaja dengan subsampling dua tahap acak sederhana dari kelompok sekolah menengah. Hasil bubungan positif yang dihipotesiskan antara persepsi dukungan orang tua dan peningkatan sikap penolakan terhadap intimidasi sekolah dalam tiga dimensi sikap yang dieksplorasi (kognitif, afektif, dan perilaku) sikap yang menguntungkan terhadap intimidasi dikaitkan dengan persepsi iklim keluarga yang negatif. Remaja dengan sikap permisif terhadap intimidasi melaporkan penggunaan kekerasan fisik dan psikologis yang lebih tinggi, serta hukuman fisik oleh orang tua mereka.

Bullying di sekolah merupakan fenomena yang sangat kompleks. Tidak hanya pelaku terintimidasi dan orang -- orang yang mereka intimidasi yang terlibat di dalamnya, namun teman sekelas mereka yang lain juga ikut terintimidasi. Selain itu, intimidasi sekolah dipengaruhi oleh faktor budaya, keluarga, kelompok, serta sosial dan masyarakat, baik untuk bullying konvensional maupun cyberbullying.

Lewat sini, adaptasi remaja dipengaruhi secara positif oleh penerimaan orang tua dan praktik partisipasi, sementara itu dipengaruhi secara negatif oleh praktik orang tua yang berfokus pada kekakuan dan pemaksaan. Lebih khusus lagi, keluarga dengan anak -- anak bullying biasanya menunjukkan kombinasi dari pengawasan orang tua yang tidak memadai, disiplin yang keras dan tidak terduga, serta gaya orang tua yang otoriter dan menghukum, serta komunikasi yang tidak memadai antara orang tua dan anak. Selain itu, status korban dikaitkan dengan partisipasi dalam tindakan kekerasan selama masa dewasa.

Yang pertama tampaknya lebih sering terjadi pada anak laki-laki, sedangkan yang terakhir lebih sering terjadi pada anak perempuan. Anak laki-laki dan siswa yang lebih muda menunjukkan sikap yang lebih permisif terhadap intimidasi dibandingkan dengan anak perempuan dan siswa yang lebih tua, meskipun tidak ada konsensus mengenai hasil ini secara umum anak laki-laki lebih banyak menggunakan pelecehan fisik, seksual dan perilaku.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun