Mohon tunggu...
Nandar Dinata
Nandar Dinata Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Mencoba menjadi seseorang yang bisa memberi arti bagi sesama....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Sebuah Tanya

5 Maret 2014   04:45 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:14 387
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13939634761154512372

[caption id="attachment_325945" align="aligncenter" width="600" caption="ILustrasi/Admin (Shutterstock)"][/caption]

Sebuah tanya...

Yang tak pernah sempat terjawab

Yang tak sempat jua kepastian kan terungkap

Dalam makna yang tersirat maupun tersurat

Dari dulu hingga kini dan mungkin nanti

Masih tersimpan dihati

***

Telah begitu banyak pesan yang terbawa oleh angin

Namun selalu saja ia kembali dengan kekosongan dan kegundahan

Penuh dengan kehampaan tak terkirakan

***

Telah banyak pula merpati yang menyiratkan resah hati

Akan adaku yang telah terbelenggu gelisah jiwa yang terpatri

Namun, entah mengapa merpati selalu saja pulang penuh kedukaan

Tiada tergambar riang diraut wajahnya

***

Terlampu sering rembulan menebar cahaya keindahan

Yang menerangi dan menemani malammu

Layaknya tulus rasa ini melukiskan harapan

Entah mengapa kudapati ia murung dalam kesunyian

Ketika pagi harus menjelang

***

Telah banyak pula kilau cahaya bintang datang di langit malammu

Gemerlap bertaburan menyiratkan dalamnya hati yang merindu

Namun, entah mengapa ia selalu kembali dengan kemuraman

Tanpa seberkas jawab yang menyejukan

Pun menggugah hati penuh kebahagiaan

***

Sebuah tanya..

Kiranya bukan sekedar kalimat kosong tanpa jawaban

Resapi dan hayati agar mampu kau temukan

Tersiratnya makna yang begitu dalam

***

Dengan apa kiranya sebuah tanya akan terjawab?

Dengan cara yang bagaimana pula ia menuai jawab?

Adakah kiranya tak ada jawab atasnya?

Benarkah kiranya belum sempat terjawab?

Benarkah kiranya waktu belum tepat untuk menjawabnya?

***

Ataukah sebuah tanya…

Akan tetap menjadi tanya belaka

Hanya menjadi ruang hampa penuh kekosongan

Dalam gelimang duka yang menyesakkan jiwa

Menikmati musim yang silih berganti dalam lara sukma

***

Sebuah tanya…

Adakah kiranya menjadi tanya semata?

Hanya menjadi sebatas deretan kalimat tanpa makna

Tersebab karena sebuah tanya

Tiada pernah sanggup terjawab selamanya

[ ND ]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun