MATARAM - Komunitas Travback menggelar kegiatan worshop bertema Berajah Eco Pounding dan berkolaborasi dengan Bank Sampah  Mandiri NTB yang dilaksanakan di Ruang Terbuka Hijau (RTH) Pagutan, Kota Mataram (26/05/2024).
Kegiatan berajah Eco-Pounding ini merupakan sebuah mini worshop yang digelar oleh Travback dengan berkolaborasi dengan Bank Sampah Mandiri NTB, dalam kegiatan ini peserta diajak untuk membuat sebuah motif dengan teknik eco pounding pada tas jinjing atau totebag yang sudah disediakan.
Eco-pounding merupakan salah satu teknik mencetak motif atau pola pada kain dari bahan- bahan alami, seperti daun dan bunga. Daun dan bunga yang dipukul dengan palu bersamaan dangan kain akan mengeluarkan pigmen yang kemudian tercetak diatas kain. Jenis, bentuk, warna dari daun dan bungga yang dipukul akan memberikan motif yang unik serta cantik pada sebuah kain.
Aisyah Odist, pengelola Bank Sampah Mandiri NTB, menjelaskan lebih lanjut terkait teknik ini, "Sebenarnya semua jenis daun bisa digunakan, tetapi ada daun yang lebih mudah dipindahkan pigmennya daripada yang lain. Daun punya zat klorofil yang dipindahkan ke media seperti kain. Eco pounding ini tidak hanya bisa digunakan pada kain, tapi juga pada kayu
dan kulit," jelasnya.
Daun dan bunga yang digunakan pada eco pounding akan menciptakan pola dan warna pada kain tanpa bantuan pewarna kimia, dan menggantinya dengan bahan-bahan alami seperti bunga dan daun sebagai pewarna alami. Eco pounding ini tidak memanfaatkan pewarna sintetis yang limbahnya berpotensi mencemari lingkungan. Dengan ini eco pounding turut membantu menjaga kualitas air dari limbah kimiawi.Â
"Tujuan sebenarnya untuk mengurangipenggunaan bahan kimia tekstil dengan menggunakan bahan alami. Melihat dari dampak yang lebih besar, ini berpotensi untuk mengurangi penggunaan bahan kimia testil dengan menggunakan bahan alami," kata Aisyah.
Diketahui, teknik tersebut merupakan salah satu bagian dari eco printing yang juga memindahkan bentuk dedaunan dengan teknik memukul kepada bahan linen. Namun, proses yang digunakan pada eco pounding lebih sederhana daripada eco printing, yang harus melalui proses pengukusan. Selain itu, teknik ini juga tidak memakan biaya yang cukup tinggi, sehingga semua kalangan dapat mencoba dan memperaktikannya.Â
Danar Ardiguna, Head Of Event Travbuck mengungkapkan, antusias masyarakat mengikuti Berajah Eco Pouding cukup tinggi. Hal ini terlihat dari jumlah peserta yang mendaftar, yakni sebanyak Sembilan orang dari berbagai kabupaten atau kota di NTB, sehingga peserta tidak hanya dai pulau Lombok namun pendaftar juga berasal dari pulau Sumbawa.
"Antusiasnya memang terbilang cukup tinggi, karna kegiatan seperti ini sangat sedikit dan
jarang diadakan, peserta sendiri terdiri dari banyak daerah muali dari Sumbawa, Lombok
Tenggah. Mereka mendapatkan informasi melalui Facebook, Instagram, jadi mencakup banyak
kalangan, ada anak SMA hingga ada yang kerja," ungkapnya.
Terakhir, salah satu peserta Berajah Eco Pounding, Akila menuturkan bahwa kegiatan yang
dilakukan sangat bermanfaat selain untuk belajar tentang alam juga melatih kesabaran
dikarnakan proses pemindahan pola dan warna ke kain cukup memakan tenaga dan waktu.
"Kegiatan ini sangat bermanfaat selain belajar tentang alam juga melatih kesabaran, tapi kalau
untuk diri sendiri merasa tenang jadi coping,
" tutupnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H