Mohon tunggu...
nandapuspaayu
nandapuspaayu Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Nanda Puspa Ayu Putri Listyan Mahasiswa PGMI UIN RADEN MAS SAID SURAKARTA

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Ilmu Kalam: KERANGKA BERFIKIR ALIRAN-ALIRAN ILMU KALAM

12 Desember 2024   17:40 Diperbarui: 12 Desember 2024   17:36 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

B. Teosentris

Meyakini bahwa, realitas bersifat Supracosmos, personal, dan ketuhanan, di mana Tuhan menciptakan semua yang ada di semesta dan memiliki kekuasaan mutlak, manusia adalah ciptaan-Nya yang seharusnya berbuat hanya untuk-Nya. Manusia teosentris sering tidak bergerak karena mereka sering kali mengalami kepatuhan penuh kepada tuhan. Bagiannya, segala perbuatan pada dasarnya adalah tindakan Tuhan. Ia hanya patuh pada apa yang sudah ditentukan oleh Tuhan. Aliran teosentris meyakini bahwa kekuatan untuk melakukan kebaikan atau kejahatan dapat datang dari Tuhan kapan saja. Aliran ini termasuk dalam kategori Jabbariyah (Muhammad, 1984).

C. Konvergensi atau Sintesis

Sebuah hukum yang berasal dari ahli Psikologi Jerman bernama Williams Stern, bahwa pembawaan dan lingkungan kedua-duanya menentukan perkembangan manusia. Menurut Djumransjah, teori konvergensi adalah teori yang ingin mengompromikan dua macam aliran eksterm, yaitu empirisme dan nativisme, dimana pembawaan dan lingkungan sama pentingnya, kedua-duanya sama berpengaruh terhadap hasil perkembangan anak didik. Konvergensi menganggap bahwa realitas bersifat supra sekaligus intracosmos, personal dan ipersonal, lahut dan nashut, lenyap dan abadi, tampak dan abstrak, makhluk dan Tuhan, serta sifat dikotomik. Aliran ini berkeyakinan bahwa, daya manusia merupakan proses kerja sama antara daya yang transendental dalam bentuk kebijaksanaan serta daya temporal dalam bentuk teknis. Dampaknya, ketika daya manusia tidak mengikuti proses peristiwa yang terjadi pada dirinya, sedangkan daya transendental memperoses suatu peristiwa yang terjadi pada dirinya (Ali & Abd al Hafid, 1986). Oleh sebab itu, manusia tidak memdapatkan pahala ataupun siksaan dari Tuhan itu sendiri. Konsekuensinya, manusia akan mendapat pahala atau siksaan dari Tuhan sebanyak andil temporalnya dalam mengaktualkan peristiwa tersebut. Aliran yang termasuk kedalam teologi ini adalah Asy'ariyah.

D. Nihilis

Menyatakan bahwa esensi dari realitas transcendental hanyalah suatu khayalan. Aliran ini juga menolak keberadaan tuhan yang absolut, namun menerima adanya berbagai bentuk tuhan di alam semesta. Keunggulan terletak pada kepandaian individu yang memungkinkannya untuk memberikan yang terbaik dari yang ditawarkan. Secara optimal, kebahagiaan fisik menjadi fokus utama dalam perjuangan manusia (Abdul & Rosihon, 2007).

      Berdasarkan uraian diatas dapat menarik kesimpulan bahwa, berawal dari perbedaan pendapat yang muncul antara sahabat dan ulama dalam mengkaji topik tertentu. Kemudian terdapat dua tokoh yang membahasnya, yaitu Ad-Dahlawi, berfokus pada aspek subjek pembuatan keputusan yang menjadi penyebab dari perbedaan pendapat. Sedangkan Umar Sulaiman Asy Syaqar, keputusan merupakan penyebab adanya perbedaan pendapat. Ada dua jenis perbedaan metode berpikir secara umum, yaitu rasional dan tradisional. Rasional adalah terikat pada dogma yang jelas disebut dalam Al-Qur'an dan Hadist Nabi, khususnya ayat yang gathi. Pemikiran tradisional mengikuti prinsip tertentu, seperti mengikuti dogma dan ayat yang memiliki makna Zhanni.

Selain mengelompokkan teologi ke dalam teologi rasional dan tradisional, juga terdapat pengelompokan berdasarkan perbedaan kerangka berpikir dalam memecahkan masalah-masalah teologis, yaitu antroposentris, teosentris, konvergensi, dan nihilis.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun