Mohon tunggu...
NANDA PRAYOGA
NANDA PRAYOGA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Sejarah Universitas Negeri Malang

Hobi berpetualang, senang membahas topik politik, kriminal detektif, sejarah, misteri, filsafat, dan banyak lagi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Budaya Tahlil di Desa Putat Lor, Gondanglegi

21 Desember 2022   15:25 Diperbarui: 21 Desember 2022   15:49 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Setiap daerah tentu memiliki suatu budaya, ciri khas, atau kearifan lokal yang berbeda-beda. Seperti halnya di desa kami. Di desa kami sering diadakan acara Tahlilan. Tahlilan atau yang biasa disebut “kenduren” oleh masyarakat setempat merupakan bentuk syukur dan permunajatan doa secara bersama-sama. Sebagian masyarakat lainnya menyebut ini dengan sebutan “tasyakuran”. Di tempat kami, hal ini dilakukan secara rutin dan bergilir pada hari Kamis, tepatnya di malam hari(malam jumat). Hal ini juga telah diwariskan secara turun temurun oleh lelhur kami, terutama masyarakat Nahdatul Ulama. 

Lantas apa saja unsur budaya menurut Koentjaraningrat? Ada 7 unsur, yakni religi, sistem organisasi masyarakat, bahasa, kesenian, Sistem mata pencarian Hidup, dan sistem teknologi juga peralatan. Lalu apakah tradisi Tahlilan juga memiliki ke-tujuh unsur tersebut? 

Tentunya 7 unsur itu ada didalamnya. Pertama adalah unsur Religi. Tentu kita tahu, bahwa tahlilan merupakan bentuk rasa syukur umat muslim. Tahlilan juga bisa dianggap upacara keagamaan bagi umat muslim. Kemudian, adapula unsur organisasi masyarakat yang terkandung didalamnya. Ketika segerombol orang berkumpul melakukan komunikasi melalui bahasa maka itu disebut kelompok. Tapi jika kelompok orang mendirikan sistem untuk menggapai sebuah tujuan, hal ini disebut sebagai sistem berorganisasi. Begitu pula dengan Tahlilan ini. Tahlilan memiliki suatu sistem yang dibuat oleh masyarakat setempat sendiri. 

Mengingat tradisi ini dlakukan secara rutin setiap minggu dan digilir secara berurutan maka dapat dipastikan disini terdapat ketua, perangkat organisasi, dan anggota. Tugas mereka adalah mengatur jalannya tradisi tersebut berjalan dengan rutin.

Budaya sebagai sitem pengetahuan juga terlihat didalam tahlilan. Pasalnya, Tahlilan juga ada sedikit ceramah dan atau memperkuat pengetahuan ilmu keilahian. Sedangkan dari unsur keseniannya terlihat dari kesenian pembacaan ayat-ayat sucinya. Dalam pembacaannya, ayat-ayat suci ini memiliki langgam atau nada yang berbeda dengan hukum panjang pendeknya yang sama. Karena pada dasarnya, tahlilan merupakan akuturasi budaya jawa dan islam yang berasal dari negara arab. 

Dan terakhir adalah unsur budaya peralatan dan teknologi dalam tahlillan. Tentu budaya ini juga menggunakan alat untuk membantu jalannya tradisi ini. Dahulu memang hanya sebatas tikar, peralatan makan, dan seperangkat alat untuk melancarkan pembacaan seperti kitab-kitab dan lainnya. Namun, seiring berjalannya waktu alat-alat tadi bertambah modern mengikuti zaman. Seperti contoh sekarang dapat menggunakan pengeras suara. 

Adapula wujud kebudayaan yang terkandung didalam tradisi ini yakni:

Kebudayaan sebagai ideologis.

Sistem kebudayaan sebagi ide seperti contoh adalah norma, adat, adab perilaku sopan santun. Pemikiran religi antara manusia dengan sang ilahi juga dimakanai sebagai wujud kebudayaaan sebagai ide. Contoh, dalam tahlilan kami bermunajat atas rasa syukur dan mendoakan leluhur kami. Ini adalah bentuk ide individu yang dikemas dalam kebersamaan. Kebersamaan yang terjalin atas akibat dari konsep ke-ilahian yang sama.

 Kebudayaan sebagai sistem gagasan

Sistem kebudayaan sebagai gagasan adalah manifestasi hasil pemikiran. Dalam hal ini, dapat dibuktikan adanya doa bersama. Karena ini merupakan maniefestasi dari pemikiran atau konsep ke-ilahian yang di peragakan dalam bentuk pembacaan doa-doa secara bersama-sama dan diakhiri dengan makan bersama. Disinilah pelatihan atas norma, adat istiadat di praktikkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun