Kuis 2
Pengantar
Dalam perjalanan akademik seorang mahasiswa, pencapaian prestasi bukan hanya sekadar hasil akhir yang dinilai dengan angka, tetapi juga mencerminkan pertumbuhan pribadi dan etika hidup yang dijalani. Salah satu konsep etika yang relevan dalam upaya mencapai prestasi diri adalah **etika eudaimonia**. Berasal dari filsafat Yunani kuno, eudaimonia menggambarkan keadaan kebahagiaan sejati yang diperoleh melalui kehidupan yang baik dan bermakna. Artikel ini akan membahas bagaimana etika eudaimonia dapat diterapkan oleh mahasiswa dalam upaya menghasilkan prestasi diri yang sejati dan berkelanjutan.
 Konsep Dasar Eudaimonia
Eudaimonia adalah konsep yang berasal dari filsafat Aristoteles, yang mengartikan kebahagiaan sebagai "kehidupan yang baik" atau "kemakmuran sejati". Tidak seperti kebahagiaan yang bersifat sementara dan seringkali terkait dengan kenikmatan, eudaimonia mencakup aspek yang lebih dalam seperti kebajikan, tujuan hidup, dan kesejahteraan jangka panjang. Aristoteles menyatakan bahwa eudaimonia dicapai melalui pengembangan dan praktik kebajikan (arete) dalam kehidupan sehari-hari.
Etika Eudaimonia dalam Konteks Mahasiswa
Sebagai mahasiswa, mengintegrasikan etika eudaimonia dalam kehidupan akademis dan pribadi dapat membawa banyak manfaat. Berikut adalah beberapa prinsip eudaimonia yang dapat diterapkan:
1. Pengembangan Kebajikan Pribadi:
  - Kebijaksanaan (Phronesis): Memahami dan mengambil keputusan yang baik berdasarkan pengetahuan dan pengalaman.
  - Keberanian (Andreia): Menghadapi tantangan akademis dengan tekad dan keberanian.
  - Keadilan (Dikaiosune): Memperlakukan teman dan dosen dengan adil dan menghargai hak-hak mereka.