Jean Piaget mengemukakan bahwa perkembangan kognitif anak berlangsung dalam empat tahap yang berbeda, di mana setiap tahap memiliki karakteristik unik dalam cara anak belajar. Piaget percaya bahwa anak-anak bukan hanya penerima informasi yang pasif, melainkan aktif dalam membangun pengetahuan mereka melalui pengalaman langsung dengan dunia sekitar. Teori ini mendukung pendekatan pembelajaran yang menyenangkan dan berbasis pengalaman untuk merangsang minat dan keterlibatan anak. Gaya belajar yang menyenangkan dapat memperkuat pemahaman konsep dan membantu retensi informasi melalui aktivitas yang interaktif, eksploratif, dan penuh permainan.
Tahapan Teori Piaget dan contoh penerapannya :
Tahap Sensorimotor (0-2 Tahun)
Pada tahap ini, anak belajar melalui interaksi langsung dengan lingkungan, terutama melalui indra dan gerakan. Mereka mulai mengenal dunia melalui pengalaman fisik. misalnya, dengan memberikan mainan dengan berbagai tekstur, warna, dan suara untuk merangsang perkembangan sensorik. Misalnya, mainan bertekstur atau bunyi dapat merangsang eksplorasi. Bermain “cilukba” atau menyembunyikan mainan juga membantu anak memahami bahwa benda tetap ada meskipun tidak terlihat.
Tahap Praoperasional (2-7 Tahun)
Pada tahap ini, anak mulai menggunakan simbol dan imajinasi, tetapi masih melihat dunia dari sudut pandang mereka sendiri (egosentris).contoh penerapannya dengan menggunakan permainan peran atau simbolik, seperti bermain peran sebagai koki atau pengemudi. Alat bantu visual seperti flashcard juga dapat digunakan untuk memperkenalkan konsep-konsep dasar tentang hewan, warna, atau angka.
Tahap Operasional Konkret (7-11 Tahun)
Pada tahap ini, anak mulai mampu berpikir logis dengan situasi konkret. Mereka memahami konsep-konsep seperti konservasi dan sebab-akibat. Contoh Penerapannya dengan Libatkan anak dalam proyek praktis atau eksperimen sederhana yang memungkinkan mereka belajar melalui pengalaman langsung. Contoh kegiatan adalah membuat kolase dari berbagai bahan (seperti kertas, kain, daun) yang tidak hanya mengembangkan kreativitas tetapi juga mengajarkan tentang bentuk, tekstur, dan warna.
Tahap Operasional Formal (11 Tahun ke Atas)
Pada tahap ini, anak mulai mampu berpikir secara abstrak, logis, dan memecahkan masalah yang kompleks. Contoh penerapannya dengan mendorong pemikiran kritis melalui diskusi kelompok atau proyek kolaboratif. Misalnya, mengajak anak berdiskusi tentang isu lingkungan dan membuat presentasi bersama, yang dapat melatih kemampuan analisis, komunikasi, dan kerja sama.
Menurut saya, teori perkembangan kognitif Jean Piaget memberikan panduan yang sangat berguna dalam memahami cara anak belajar pada setiap tahap pertumbuhannya. Dengan memahami empat tahap perkembangan kognitif – sensorimotor, praoperasional, operasional konkret, dan operasional formal – pendidik dan orang tua dapat merancang gaya belajar yang sesuai dengan kebutuhan anak di setiap tahap usia.
Pendekatan pembelajaran yang menyenangkan dan berbasis pengalaman sangat dianjurkan karena dapat meningkatkan minat dan pemahaman anak. Aktivitas-aktivitas seperti permainan, eksperimen, dan diskusi kelompok dapat membuat proses belajar lebih menarik dan bermanfaat. Gaya belajar yang interaktif dan eksploratif tidak hanya memperkuat kemampuan kognitif tetapi juga membantu anak mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan kreatif yang penting untuk masa depan. Secara keseluruhan, teori ini mendorong pendekatan yang menempatkan anak sebagai peserta aktif dalam belajar, membentuk fondasi yang kuat untuk proses pembelajaran sepanjang hayat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H