Mohon tunggu...
Nandang Darana
Nandang Darana Mohon Tunggu... wiraswasta -

Lahir di Majalengka, Jawa Barat. Mendalami dunia tulis menulis sejak 1992, namun kehilangan gairah pada 2004-an. Awal 2009 gairah itu muncul lagi, meski dengan tertatih-tatih: terlalu banyak yang telah dilewatkan dan mesti belajar lagi dari nol!

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Di Depan White Piano

24 Agustus 2011   17:14 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:30 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Bibir mengatup pandangku tak beringsut Cakrawala terlihat pucat; serupa lengang berkepanjangan pada baris-baris sajak. Masa silam yang tembaga tiba-tiba menjelma ke dalam partitur-partitur bisu yang kau mainkan. Sepi dan sendiri kau lewati setiap detik yang berlari di antara garis-garis putih dan komposisi sunyi : ah, mimpi itu tak lagi bisa dikenali! Indramayu, 2010 [caption id="" align="alignnone" width="428" caption="White Piano, Syayidin (Indramayu, 2006)."][/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun