Bibir mengatup pandangku tak beringsut Cakrawala terlihat pucat; serupa lengang berkepanjangan pada baris-baris sajak. Masa silam yang tembaga tiba-tiba menjelma ke dalam partitur-partitur bisu yang kau mainkan. Sepi dan sendiri kau lewati setiap detik yang berlari di antara garis-garis putih dan komposisi sunyi : ah, mimpi itu tak lagi bisa dikenali! Indramayu, 2010 [caption id="" align="alignnone" width="428" caption="White Piano, Syayidin (Indramayu, 2006)."][/caption]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H