Mohon tunggu...
Nandang SuryaSahputra
Nandang SuryaSahputra Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Universitas Jember

Saya memiliki ketertarikan tersendiri pada bidang pertanian, dimana pada umumnya generasi muda sudah banyak yang kurang tertarik pada bidang pertanian.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Dampak Pemberian Pupuk Berbasis Biochar dan Ameliorasi terhadap Produktivitas Tanaman Kelapa Sawit pada Lahan Gambut

20 Desember 2023   13:00 Diperbarui: 20 Desember 2023   13:01 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Nandang Surya Sahputra dan Sundahri

Program Studi Agronomi, Fakultas Pertanian, Universitas Jember

Korespondensi : sundahri.faperta@unej.ac.id

 Tanaman kelapa sawit berpeluang cukup besar jika dikembangkan pada lahan gambut, dikarenakan lahan gambut di Indonesia tergolong besar. Namun, lahan gambut memiliki karakteristik yang berbeda dengan lahan mineral, dimana tedapat beberapa sifat yaitu rendahya pH, tingginya kapasitas tukar kation pada lahan, rendahnya kejenuhan basa, rendahnya kandungan unsur hara makro dan mikro. Karakteristik ini menyebabkan lahan gambut yang digunakan dalam budidaya tanaman kelapa sawit membutuhkan pemupukan yang lebih tinggi dibandingkan dengan lahan mineral yang umumnya digunakan dalam budidaya tanaman kelapa sawit. Tanah menyediakan tempat bagi tanaman untuk tumbuh dan berkembang, serta menyediakan unsur hara yang dibutuhkan tanaman untuk tumbuh dan berkembang. Kebutuhan tanaman sudah disediakan tanah dengan adanya unsur hara makro dan mikro. Tingkat kelembapan serta kandungan bahan organik merupakan penentu kemampuan tanah dalam menyediakan usur hara. Menurut Permatasari dkk., (2021), Tanah gambut memiliki sifat kimia yang berbeda dengan tanah mineral, yaitu memiliki pH, kejenuhan basa, kandungan unsur hara makro dan mikro yang rendah serta memiliki kapasitas tukar kation yang tinggi. Penggunaan lahan gambut dalam budidaya tanaman kelapa sawit salah satunya untuk mengatasi ketersediaan lahan yang sesuai semakin terbatas. Daerah tropis dengan lahan gambut terluas berada pada Asia Tenggara. Lahan gambut di Indonesia seluas 1,46 juta hektar, yang tersebar di Kalimantan (0,75 juta hektar), Papua (0,40 juta hektar), dan Sumatera (0,31 juta hektar). Perkebunan kelapa sawit di Indonesia seluas 8,9 juta hektar, yang tersebar di lahan mineral (7,65 juta hektar) dan lahan gambut (1,25 juta hektar).

 Lahan gambut memiliki variasi sifat kimia yang beragam sesuai dengan jenis lapisan dibawahnya, jenis bahan organik yang membentuk, kedalaman lapisan, tingkat kematangan dan kesuburannya. Perbedaan tersebut merupakan karakteristik lahan gambut yang membedakan dengan tanah mineral, sehingga memerlukan pengelolaan secara mendalam. Bahan organik yang dirombak akan mempengaruhi peningkatan sifat kimia pada tanah gambut. Tanaman kelapa sawit yang memiliki umur panjang berdampak pada lahan yang tidak dapat menyesuaikan ketersediaan unsur hara secara terus menerus. Maka dari itu pemupukan merupakan salah satu jalan yang harus dilakukan untuk memenuhi unsur hara sebagai daya dukung lahan. Akan tetapi, perkebunan kelapa sawit yang dilakukan pada lahan gambut juga memiliki dampak terhadap lingkungan, seperti tanah gambut yang rusak, kekeringan keragaman hayati berkurang, adanya emisi gas rumah kaca. Erdapat berbagai langkah yang dapat dilakukan untuk menangani permasalahan tersebut beriringan dengan meningkatya produktifitastanaman kelapa sawit, seperti pengembangan tanaman penutup tanah, penggunaan amelioran serta tata kelola air. Dampak terhadap permasalahan lingkungan yang minim merupakan tolak ukur keberhasilan pengelolaan lahan gambut terhadap kelestarian tanah gambut dilihat. Salah satu cara untuk menilai adanya perbaikan kualitas biologi tanam gambut adalah dengan dilihat dari keberadaan dan peran fauna dalam tanah (Hidayat dan Farrasati, 2021).

 Pemberian pupuk merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan produktivitas kelapa sawit pada lahan gambut. Pupuk berfungsi untuk menyediakan nutrisi bagi tanaman kelapa sawit, sehingga dapat tumbuh dan berkembang dengan optimal. Namun, pemberian pupuk yang berlebihan dapat menyebabkan pencemaran lingkungan dan menurunkan produktivitas tanaman. Maka dari itu, penyesuaian pemberian pupuk harus dilakukan seiring dengan kebutuhan tanaman dan kondisi lahan. Biochar adalah produk sampingan dari proses pirolisis biomassa. Sifat yang terdapat pada biochar sendiri dapat membantu memperbaiki sifat fisik dan kimia pada tanah gambut. Ketersediaan nutrisi tentunya juga tersedia dari adanya biochar, sehingga nutrisi untuk tanaman kelapa sawit dapat tercukupi. Maka dari itu, biochar dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pupuk untuk meningkatkan produktivitas kelapa sawit pada lahan gambut. Hampir sama dengan biochar ameliorasi sendiri merupakan usaha yang dilakukan untuk memperbaiki sifat fisik dan kimia tanah, utamanya tanah pada lahan gambut. Ameliorasi dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai bahan, seperti kapur, zeolit, dan kompos. Ameliorasi dapat meningkatkan ketersediaan nutrisi bagi tanaman kelapa sawit, sehingga dapat meningkatkan produktivitas tanaman. Keuntungan lain dari adanya bahan amelioran yaitu dapat meningkatkan kualitas tanah, baik dari segi fisik maupun kesuburannya. Menurut Ye et al. (2020) peningkatan hasil panen sebesar 15% dapat dihasilkan dari adanya pemberian biochar yang dikombinasikan dengan pupuk anorganik, jika dibandingkan dengan penggunaan pupuk organik saja. Berbagai penjelasan diatas merupakan beberapa dasar dari penelitian ini, yang mana penelitian ini bertujuan untuk mengkaji dampak pupuk berbasis biochar dan ameliorasi pada lahan gambut terhadap produktivitas tanaman kelapa sawit (Nurhayati et al., 2022). Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai kombinasi pemberian pupuk berbasis biochar dan ameliorasi yang optimal untuk meningkatkan produktivitas kelapa sawit pada lahan gambut terdegradasi.

 Pengembangan perkebunan kelapa sawit memiliki potensi yang besar jika ditanam pada lahan gambut. Akan tetapi, lahan mineral masih memiki yang relatif tinggi jika dibandingkan dengan lahan. Terdapat bebrapa faktor yang menyebabkan hal tersebut, antara lain pertumbuhan kelapa sawit dengan sifat fisik dan kimia tanah gambut yang kurang tentunya dapat berdampak pada produktifitas yang condong menurun. Masalah tersebut tentunya dapat dibantu dengan adanya pemberian pupuk, sehingga produktifitas tanaman kelapa sawit dapat kembli normal bahkan meningkat. Pupuk berfungsi untuk menyediakan nutrisi bagi tanaman kelapa sawit, yang mana dengan ketersediaan nutrisi tersebut tentunya dapat menunjang pertumbuhan dan perkembangan yang optimal. Namun, pemberian pupuk yang berlebihan dapat menyebabkan pencemaran lingkungan dan menurunkan produktivitas tanaman. Maka dari itu, kebutuhan dan kondisi dari lahan dapat menentukan dosis pemberian pupuk. Biochar adalah produk sampingan dari proses pirolisis biomassa. Biochar memiliki sifat fisik dan kimia yang dapat memperbaiki sifat fisik dan kimia tanah gambut. Selain itu, biochar juga dapat meningkatkan ketersediaan nutrisi bagi tanaman kelapa sawit. Oleh karena itu, biochar dapat digunakan sebagai bahan baku pupuk untuk meningkatkan produktivitas kelapa sawit pada lahan gambut. Ameliorasi adalah upaya untuk memperbaiki sifat fisik dan kimia tanah (Miemin et al., 2023). Ameliorasi dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai bahan, seperti kapur, zeolit, dan kompos. Ameliorasi dapat meningkatkan ketersediaan nutrisi bagi tanaman kelapa sawit, sehingga dapat meningkatkan produktivitas tanaman. Gabungan pemberian pupuk berbasis biochar dan ameliorasi diharapkan dapat memberikan dampak yang lebih besar terhadap peningkatan produktivitas kelapa sawit pada lahan gambut . Kendala budidaya tanaman sawit salah satunya adalah adanya bibit tanaman sawit yang memiliki kualitas rendah :

1.      Lahan gambut memiliki sifat fisik yang khas, yaitu memiliki kandungan air yang tinggi, struktur tanah yang rapuh, dan kandungan bahan organik yang tinggi. Sifat-sifat ini dapat mempengaruhi efektivitas pemupukan. Misalnya, pemupukan dengan pupuk anorganik yang tidak tepat dapat menyebabkan penurunan kandungan bahan organik tanah.

2.      Lahan gambut juga memiliki sifat kimia yang khas, dimana pada lahan gambut tersedia pH yang rendah dan memiliki unsur hara yang rendah. Sifat-sifat ini juga dapat mempengaruhi efektivitas pemupukan. Misalnya, pemupukan dengan pupuk yang tidak mengandung unsur hara yang dibutuhkan tanaman dapat menyebabkan penurunan produktivitas tanaman. Pemupukan yang berlebihan dapat menyebabkan peningkatan emisi CO2 dari lahan gambut.

3.      Lahan gambut merupakan penyimpan karbon yang besar. Pemupukan yang berlebihan dapat menyebabkan peningkatan emisi CO2 dari lahan gambut melalui dua mekanisme, yaitu: Pemupukan dapat menyebabkan peningkatan proses dekomposisi bahan organik tanah. Proses dekomposisi bahan organik tanah menghasilkan emisi CO2. Pemupukan dapat menyebabkan peningkatan aktivitas mikroorganisme tanah. Aktivitas mikroorganisme tanah juga menghasilkan emisi CO2. Pemupukan yang tidak tepat dapat menyebabkan penurunan produktivitas tanaman karet. Pemupukan yang tidak tepat dapat menyebabkan penurunan produktivitas tanaman karet melalui berbagai mekanisme, yaitu: Pemupukan yang berlebihan dapat menyebabkan keracunan tanaman. Pemupukan yang tidak mengandung unsur hara yang dibutuhkan tanaman dapat menyebabkan kekurangan unsur hara pada tanaman. Pemupukan yang tidak tepat waktu dapat menyebabkan tanaman tidak dapat menyerap unsur hara secara optimal.

Solusi dari permasalahan tersebut adalah :

1.      Pemupukan harus dilakukan berdasarkan analisis kebutuhan tanaman dan kondisi lahan gambut. Analisis kebutuhan tanaman dapat dilakukan dengan menggunakan metode analisis tanah dan daun. Analisis kondisi lahan gambut dapat dilakukan dengan menggunakan metode analisis fisik dan kimia tanah. Biochar dan amelioran dapat meningkatkan ketersediaan nutrisi bagi tanaman kelapa sawit. Biochar dapat meningkatkan ketersediaan unsur hara makro, seperti nitrogen, fosfor, dan kalium. Amelioran juga dapat meningkatkan ketersediaan unsur hara makro dan mikro.

2.      Pemupukan harus menggunakan pupuk yang tepat, yaitu pupuk yang ramah lingkungan dan tidak menyebabkan peningkatan emisi CO2. Pupuk yang ramah lingkungan adalah pupuk yang tidak mengandung bahan kimia yang berbahaya bagi lingkungan. Pupuk yang tidak menyebabkan peningkatan emisi CO2 adalah pupuk yang mengandung unsur hara yang dibutuhkan tanaman dan tidak menyebabkan peningkatan proses dekomposisi bahan organik tanah. Biochar dan amelioran dapat meningkatkan drainase tanah gambut. Peningkatan drainase tanah gambut dapat mengurangi risiko terjadinya genangan air, sehingga dapat mencegah terjadinya pembusukan akar tanaman kelapa sawit. Biochar dan amelioran dapat meningkatkan stabilitas struktur tanah gambut. Peningkatan stabilitas struktur tanah gambut dapat mencegah terjadinya penurunan tanah, sehingga dapat meningkatkan produktivitas tanaman kelapa sawit (Guzali et al., 2022).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun