Mohon tunggu...
Nanda MutyaraSalsabiela
Nanda MutyaraSalsabiela Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Perikanan dan Kelautan

Suka tidur tapi suka sibuk juga

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Mengamati Dampak Covid-19 Berkaitan dengan Social Distancing pada Kesepian, Kebutuhan Psikologis, dan Gangguan Jiwa

6 Juni 2022   13:29 Diperbarui: 6 Juni 2022   13:30 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di berbagai negara, berbagai langkah dilakukan untuk mengatasi pandemi COVID-19. Salah satunya adalah social distancing atau pembatasan sosial dengan cara karantina atau isolasi mandiri. Meskipun tindakan ini merupakan solusi paling tepat untuk mengurangi jumlah pasien COVID-19 namun, muncul masalah lain yang terjadi yaitu adanya stress, kecemasan atau gejala depresi. Maka, perasaan terisolasi hingga kesepian dapat muncul pada beberapa orang karena adanya social distancing, yang berdampak pada kesehatan mental.

Kesepian merupakan salah satu masalah yang terjadi pada masyarakat modern yang berarti sebagai keadaan seseorang dimana merasakan emosional seperti kesedihan, kekosongan, atau kerinduan. Salah satu penyebab kesepian dapat dilihat dengan tidak adanya hubungan yang dekat secara emosional seperti kesepian secara sosial atau kurangnya kegiatan bersama yang menyenangkan. Karantina memiliki arti social distancing atau jarak sosial, yang menyebabkan individu mengalami perasaan kesepian yang akhirnya mengarah pada tekanan psikologis dan kurangnya kesejahteraan. Hal ini merupakan gejala dari Kesehatan mental. 

Berdasarkan penelitian, seseorang yang merasa kesepian akan lebih mudah atau memiliki tingkatan kesejahteraan psikologis yang rendah.  Seseorang mungkin mengalami perasaan kesepian, kesedihan, hingga kekosongan karena adanya paksaan untuk menjalani karantina. Disaat karantina seseorang akan kesulitan menjalani kehidupan social karena terdapat batasan-batasan yang tidak dapat dilanggar. Sehingga karantina akan memunculkan perasaan kesepian yang menyebabkan gejala psikopatologis dapat terjadi pada tiap orang. Dikatakan ada empat strategi dalam menghadapi pengalaman kesepian: i) meningkatkan keterampilan sosia, ii) memberika dukungan social, iii) meningkatkan peluang untuk berinteraksi social, dan iv) mengatasi masalah penyesuaian diri. 

Berbagai hal dapat dilakukan untuk mengatasi dampak pandemi COVID-19 terhadap kesehatan mental. Salah satunya yaitu melakukan konsultasi pada para ahli seperti psikologi atau psikiater. Mereka dapat membantu pasien kesehatan mental dengan cara seperti i) membantu untuk tetap berhubungan dengan orang lain; ii) mengakui perasaan mereka (sedih, sepi, gelisah); iii) belajar sesuatu yang baru; iv) mencari informasi yang akurat dan menghindari terlalu banyak berita yang dapat memicu timbulnya perasaan gelisah; v) mematuhi kebijakan kesehatan setempat agar tetap aman. Selain itu, dengan tetap menjaga hubungan dan berbagi emosi yang menyedihkan dengan keluarga, teman, tetangga, rekan kerja juga dapat membantu menenangkan perasaan kesepian dan kesusahan. Hal ini dapat menghadirkan rasa nyaman, aman, dan stabil.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun