1. Memberikan edukasi mengenai risiko judi online perlu diberikan secara luas, terutama di kalangan remaja dan anak muda yang lebih rentan. Edukasi ini dapat dilakukan melalui kampanye di media sosial, seminar di sekolah, atau program literasi digital yang menekankan pada penggunaan internet yang sehat. Â
2. Pemerintah perlu menutup akses terhadap situs judi online ilegal serta bekerja sama dengan penyedia layanan internet untuk memblokir platform judi asing yang beroperasi secara tidak sah. Selain itu, regulasi perlu diperketat dengan hukuman tegas bagi pihak-pihak yang terlibat dalam penyebaran situs judi.Â
3. Individu perlu menghindari situasi atau orang-orang yang dapat memicu keinginan untuk berjudi. Misalnya, dengan membatasi penggunaan internet atau tidak mengunjungi situs yang bisa menarik untuk berjudi.Â
4. Anggota keluarga perlu waspada terhadap tanda-tanda kecanduan judi online, seperti perubahan perilaku, sering meminjam uang, atau terus-menerus terlihat cemas. Dengan mengenali tanda-tanda ini sejak dini, keluarga dapat memberikan bantuan lebih cepat.Â
5. Individu dapat ,engalihkan perhatian ke kegiatan yang lebih produktif atau menyenangkan, seperti olahraga, seni, atau kegiatan sosial, bisa membantu mengurangi dorongan untuk berjudi. Menemukan hobi atau aktivitas baru akan memberikan kepuasan tanpa merugikan diri sendiri atau keluarga.Â
Mengatasi ketergantungan judi online memerlukan kolaborasi dari berbagai pihak, mulai dari pemerintah, keluarga, hingga individu itu sendiri. Dengan regulasi yang ketat, edukasi yang memadai, dukungan keluarga, serta komitmen individu, ketergantungan pada judi online bisa ditangani secara efektif. Setiap individu perlu memahami risiko yang diakibatkan oleh judi online dan mengetahui langkah-langkah untuk menghindarinya, agar dapat menjalani hidup yang lebih sehat dan seimbang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H