Mohon tunggu...
Nanda LuthfiY
Nanda LuthfiY Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya Nanda Luthfi Y, seorang mahasiswa Pendidikan IPS. Saya berasal dari Jakarta, dan saat ini saya kuliah di Universitas Negeri Jakarta. Saya selalu mencari pengalaman dan kesempatan baru, dan saya bersemangat untuk belajar dan berkembang. Saya sangat senang berbagi pengalaman dan wawasan melalui blog saya.

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence

Apakah Kecerdasan Buatan Akan Memberikan Skenario Mimpi Buruk Pada Kehidupan Manusia?

19 Juni 2023   03:05 Diperbarui: 19 Juni 2023   06:49 188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Artificial Intelligence (Canva.com)

Adanya perkembangan teknologi telah mengubah cara hidup, bekerja, berkomunikasi, dan berinteraksi dengan dunia di sekitar kita. Contohnya dengan adanya Artificial Intelligence  atau kecerdasan buatan. Artificial Intelligence terus menjadi topik hangat di kalangan masyarakat dunia dan hal ini sudah melekat pada kehidupan kita. 

Kecerdasan buatan (AI) adalah bidang ilmu komputer yang berfokus pada pengembangan mesin dengan kecerdasan yang sebanding atau lebih besar dari manusia. AI digunakan untuk pekerjaan spesifik yang membantu tugas-tugas keseharian manusia. AI dapat melakukan fungsi-fungsi seperti manusia seperti pemecahan masalah, pembelajaran, dan pengambilan keputusan. AI juga mampu memanipulasi data, mengakses informasi, dan berkomunikasi dengan orang lain.

AI dapat membantu manusia dalam banyak hal, seperti pengelolaan bisnis, perawatan kesehatan, dan pengembangan produk. Selain itu, AI dapat mengoptimalkan proses dan meningkatkan efisiensi dalam berbagai industri. Contohnya, AI dapat memprediksi permintaan dan kebutuhan pasokan dalam perdagangan, atau memprediksi cuaca dan membantu dalam perencanaan perjalanan, desain dll. 

Salah satunya adalah kemunculan tools berbasis AI, yaitu Chat Generative Pre-Trained Transformer (ChatGPT). ChatGPT adalah artificial intelligence berbasis teks yang dirilis oleh OpenAI pada November 2022. Chat GPT dapat digunakan untuk berbagai macam keperluan seperti membuat teks orisinal, menerjemahkan bahasa, dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang rumit sekaligus.

Namun, AI juga dapat menimbulkan beberapa dampak negatif, seperti:

  1. Pekerjaan manusia dapat menurun sebagai akibat dari penggunaan AI karena banyak pekerjaan yang dapat diselesaikan oleh mesin dengan lebih cepat dan efektif daripada manusia. Bagi banyak orang, hal ini dapat menyebabkan pengangguran dan pendapatan yang lebih rendah. Saat ini kita sedang ada di revolusi AI yang bisa melenyapkan pekerjaan. Kini AI sudah bisa menulis dan gambar, AI mengupgrade pekerjaan penulis, programmer, desainer dan bahkan saat ini ada taksi yang sudah di kendarai oleh AI di China. Hal tersebut dapat menurunkan jumlah pekerja secara signifikan.

  2. Adanya ketergantungan pada penggunaan AI. Sudah banyak hal yang bisa dikerjakan oleh AI, hal ini dapat berdampak bagi manusia yaitu memunculkan sifat malas. Contohnya, dahulu manusia mengerjakan sesuatu dengan usaha dirinya sendiri namun sekarang setiap pekerjaan bergantung pada penggunaan teknologi AI.

  3. Penyalahgunaan dalam menggunakan AI. Penyalahgunaan ini bisa berupa hoax. Saat ini AI dapat menirukan suara jenis apapun dan bahkan bisa mengubah wajah seseorang. Contohnya  adalah deepfake yang menyebabkan sulitnya membedakan konten yang asli dengan yang palsu. Jika hal ini disalahgunakan maka akan memberikan dampak negatif.

Di Indonesia sendiri penggunaan AI sudah menjadi tren di kalangan masyarakat, hal ini berkaitan dengan mempermudah segala pekerjaan seseorang. Penggunaan AI juga ada di beberapa aplikasi, seperti TikTok yang digunakan untuk mengembangkan efek suara yang sesuai dengan video yang sedang dilihat oleh pengguna, dan efek filter kamera yang dapat merubah wajah seseorang. 

Selain itu penggunaan AI juga berdampak bagi pendidikan di Indonesia, dimana guru dan peserta didik dipermudah dengan adanya Google Classroom dan pengajar dapat memberikan tugas dengan cara interaktif dan tentunya lebih efisien. Peserta didik juga dapat belajar dengan sendiri dengan adanya perkembangan ilmu teknologi yang semakin modern dimana banyak media-media yang memberikan konten pembelajaran.

Yang dapat kita ketahui dengan adanya AI, segala pekerjaan akan lebih mudah untuk dilakukan. Namun di satu sisi hal tersebut juga berdampak buruk bagi keberadaan manusia. 

Oleh karena itu kita perlu paham dan mempelajari penggunaan AI di setiap harinya karena AI dapat merubah pandangan seluruh dunia hingga banyak pekerjaan yang akan terdampak oleh adanya AI. Oleh sebab itu, jika kita tidak belajar siap-siap untuk diganti oleh AI dan kalau kita belajar, pekerjaan kita jauh lebih bagus karena AI. 

Daftar Rujukan : 

Sinaga, A. V. (2023). Peranan Teknologi dalam Pembelajaran untuk Membentuk Karakter dan Skill Peserta Didik Abad 21. Journal on Education, 6(1), 2836-2846. 

Biodata Singkat Penulis

Nama : Nanda Luthfi Yani

Tempat Tanggal Lahir : Jakarta, 23 November 2003

Minat : Membaca, Mendengarkan musik, Menonton

Social Media : Instagram @nlyluthfi 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun