Air, rasanya semua orang butuh air. Sayangnya, tidak semua manusia concern terhadap hal ini. Mungkin manusia terbiasa dengan kondisi bahwa saat dia butuh air, ya air itu pasti ada. Mungkin manusia terlalu jumawa dan berpikir bahwa air di muka bumi tidak akan pernah habis. Tetapi untung saja belakangan orang-orang di dunia mulai concern terhadap kondisi air di bumi, salah satunya dengan adanya Hari Air Sedunia yang diperingati pada tanggal 22 Maret setiap tahunnya. Hari Air Sedunia, tentu saja fokus pada peringatan bahwa air di bumi mungkin saja suatu saat nanti habis. Habis bukan saja karena bumi yang semakin lama semakin panas, tetapi juga habis dicemari oleh manusia.
Salah satu bukti nyata mengenai ketersediaan yang terbatas adalah kondisi air bersih di Jakarta. Sebagai warga Bekasi yang bekerja di Jakarta, mendengar isu tentang kondisi air tanah di Jakarta bukan menjadi sebuah hal yang asing. Beberapa tahun terakir saya mendengar mengenai kondisi air tanah di Jakarta yang sudah tidak layak untuk dipakai. Terlebih karena pemakaian air tanah akan menyebabkan penurunan permukaan tanah sebesar 7.5 cm setiap tahunnya, dan bahkan apabila diteruskan mungkin suatu saat Jakarta akan tenggelam. Sungguh seram membayangkan permukaan Jakarta lama kelamaan akan semakin rendah bahkan lebih rendah daripada muka air laut. Belum lagi bicara mengenai air permukaan di Jakarta, waduk dan sungai yang mayoritas berisi sampah. Sangat tidak layak untuk dijadikan air untuk konsumsi, baik mandi, mencuci, bahkan untuk diminum.
Dari situ jelas bahwa Jakarta sudah tidak memiliki air bersih. Lantas, apa yang bisa dilakukan oleh warga Jakarta?
Sesuai dengan tema yang diusung oleh UN-Water untuk Hari Air Sedunia 2018, yaitu "Nature for Water". Maksudnya adalah, untuk mengatasi kondisi air bersih yang mungkin akan semakin langka, maka hal yang harus kita lakukan adalah menjaga kondisi lingkungan. Tidak hanya menjaga kebersihan, tetapi juga bisa dengan cara memperbaiki agar kerusakan-kerusakan yang telah terjadi tidak semakin parah. Maka dari itu, pemerintah DKI Jakarta mengajak kepada masyarakat untuk tidak lagi menggunakan air tanah untuk kebutuhan sehari-hari. Hal ini dirasa akan menjadi salah satu usaha untuk menjaga air tanah di Jakarta, maupun permukaan tanah agar tidak turun.
Salah satu usaha yang dilakukan pemerintah DKI Jakarta yaitu, Wakil Gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Uno mengadakan acara untuk sosialisasi mengenai penghentian penggunaan air tanah, dan beralih ke air perpipaan. DKI Jakarta sudah memiliki sistem air perpipaan yang baik. Menurut Uno, sudah seharusnya sistem yang baik tersebut dipergunakan untuk menjaga kondisi air tanah di Jakarta. Dengan dipunggawai oleh PAM Jaya sebagai penyedia air bersih perpipaan, bersama dengan dua mitra operasionalnya yaitu PALYJA dan AETRA, ketersediaan air bersih di Jakarta sudah memadai untuk melayani masyarakat. Sehingga Uno menghimbau agar masyarakat lebih aware terhadap isu air bersih ini. Bukan merupakan tantangan yang mudah, bagi pemerintah DKI Jakarta dalam mengatasi persoalan ketersediaan air bersih maupun pengelolaan air limbah. Baru sekitar 60% masyakarat Jakarta yang sudah tercover jaringan air bersih perpipaan, dan hanya 11% air limbah bisa dialirkan melalui pipa untuk selanjutnya diolah. Sisanya, masih banyak kawasan yang untuk mendapatkan air bersih pun susah. Hal ini salah satunya yang memacu penggunaan air tanah secara legal. Maka tanggung jawab dari PAM Jaya bersama mitra operasionalnya lah untuk berkomitmen dalam meningkatkan pelayanannya. Tak luput peran serta dari PAL Jaya dalam melayani pengelolaan limbah masyarakat Jakarta, untuk kondisi sanitasi masyarakat Jakarta yang lebih baik.
![Sandiaga Uno bersama perwakilan PAM Jaya, PAL Jaya, PALYJA, dan AETRA](https://assets.kompasiana.com/items/album/2018/03/23/dsc-4567-1920x1080-5ab462e6cbe523727a7ff732.jpg?t=o&v=770)
![Sandiaga Uno, selesai pemasangan pipa air perpipaan](https://assets.kompasiana.com/items/album/2018/03/23/dsc-4621-1920x1080-5ab4639c5e137352ce7ad962.jpg?t=o&v=770)
![Sandiaga Uno, selesai pemasangan pipa air perpipaan](https://assets.kompasiana.com/items/album/2018/03/23/dsc-4656-1920x1080-5ab46378caf7db79a009de62.jpg?t=o&v=770)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI