Mohon tunggu...
Nanda Aiphama
Nanda Aiphama Mohon Tunggu... -

Mahasiswi Jurusan Keguruan MIPA

Selanjutnya

Tutup

Edukasi Pilihan

Daffa Sofa: Anak yang Dieksplorasi?

10 Februari 2015   16:19 Diperbarui: 17 Juni 2015   11:30 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Netizen pasti familiar dengan foto anak lelaki berusia 3 tahun bernama Daffa Abyan Sofa. Akun twitternya sendiri sudah diikuti 29 ribu follower dan dibuat pada Mei 2011. Dalam akun @Daffa_sofa itu profilnya berisi: This account managed by me I'm a mommy 25 yo It's all about my son Daffa Abyan Sofa (3 yo) Indonesian Contact : daffasofa@gmail.com No Endorsing.

[caption id="" align="aligncenter" width="400" caption="foto https://twitter.com/daffa_sofa"][/caption]

Saya menangkap ibu dari Daffa sedang membuka peluang lebar-lebar bagi orang-orang kreatif yang tertarik pada Daffa. Siapa tahu seseorang tertarik menjadikan anak itu brand ambasaddor produk anak-anak. Sayangnya sampai sejauh ini saya hanya bisa melihat foto-foto Daffa yang over exposed ditaruh di media. Awalnya memang sangat lucu dan menggemaskan, belakangan saya berpikir, apa tidak berlebihan?

Mengingat media internet adalah media bebas. Kita tidak tahu siapa saja yang berada di balik komputer. Sekilas Daffa memang anak lucu yang menggemaskan, tapi taruhan, pasti banyak yang berpikir dari kacamata seksual. Misalnya mengatakan dalam hati, "ini anak pasti cakep kalau udah gede". Jangan lupakan adanya orang-orang berperilaku seks menyimpang seperti paedofil. Bisa jadi tanpa sepengathuan orangtuanya, Daffa jadi objek itu. Memang hanya melalui sebuah foto. Tapi tidakkah orangtua berpikir sampai sejauh itu?

Kita memang hidup dimana orang-orang lazim pamer. Saya sendiri belum menikah dan belum punya anak. Tapi kalau saya sudah bersuami dan punya anak selucu Daffa, maka saya memfot sewajarnya, dan cukup menjadi konsumsi pribadi dan keluarga. Tidak usah terlalu banyak diekspos ke media. Apalagi rajin update tiap hari. Si anak dipakaikan baju bagus, disuruh pose, apakah orangtua si anak tidak memperhatikan perkembangan psikologis anak ke depan? Apa Orangtua Daffa menginginkan Daffa menjadi model? Apakah kita boleh membayangkan Daffa akan keranjingan difoto ketika ia dewasa? Sementara difoto sebenarnya aktifitas yang feminin. Jangan sampai ini membuat orientasinya jadi kacau kelak.

Satu foto saja yang diedarkan, berpotensi disalahgunakan orang lain. Sekarang ada puluhan foto Daffa yang disebarkan orangtuanya sendiri. Bayangkan kalau foto anak itu disalahgunakan. Mengerikan bukan?

Saya mengimbau kepada para ibu muda. Saya tahu betapa membanggakan memiliki anak pertama apalagi dianugerahi Allah SWT dengan ketampanan. Tapi sebaiknya redamlah sifat jumawa dan pamer. Allah bisa saja akan mengambil dalam hitungan detik. Ada baiknya jika memajang foto di sosmed dengan proporsi yang pas dan dipenuhi pertimbangan. Tapi sekarang yang ada dan malah jadi tren, banyak ibu muda yang rajin memposting anak-anak mereka di IG. Bahkan saat anak itu masih bayi! Hal ini dilakukan artis yang menjadi pionir, Jessika Iskandar, Ashanty, ramai-ramai mengunggah foto bayi mereka di media sosial.

Sebenarnya apa ya, yang diinginkan ibu-ibu muda ini? Rasa puas batin saat si anak populer? Apakah beliau-beliau ini berpikir dampak ke depannya? Ingat loh, Ibu-ibu. Kepribadian anak berkembang sesuai dengan pola asuh. Itu saja. Terima kasih.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Edukasi Selengkapnya
Lihat Edukasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun