Mohon tunggu...
Nanda Aiphama
Nanda Aiphama Mohon Tunggu... -

Mahasiswi Jurusan Keguruan MIPA

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Krisna Mukti, Duda Dadakan dan Gosip Gay

18 Mei 2015   12:50 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:52 879
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagai anggota DPR, Krisna mukti tidak bisa menjaga sikap karena membongkar aib keluarganya ke hadapan publik. Baru-baru ini dalam program infotainment dia mengadakan konferensi pers terkait keretakan hubungannya dengan istri. Dia mengatakan kalau saat menikah dia menyelamatkan si perempuan yang sudah berbadan dua. Krisna menikahi perempuan itu setelah keluarga pihak perempuan memohon-mohon menurut yang diakui dia.

Dia sengaja mengatakan hal itu karena katanya namanya jadi buruk. Masalahnya yang menggugat cerai duluan adalah pihak si istri.

Hal ini menjadi lucu karena sudah lama Krisna Mukti digosipkan gay. Bahkan menurut banyak forum dia gemar bergonta-ganti pasangan laki-laki. Dia menikahi perempuan dan berumah tangga hanya karena kepentingannya terjun ke dunia politik. Orang-orang kaget dengan keputusannya menikah dengan perempuan dan menebak usia rumah tangganya hanya seumur jagung.

Benar saja, rumah tangga Krisna hanya berjalan dalam hitungan bulan. Orang-orang menyangkanya tapi tidak menyangka mengapa Krisna sampai setega ini membongkar aib. Dia terkesan ingin bersih sendiri untuk menutupi keburukan yang sudah menjadi bagian dalam dirinya.

Kalau ingat dia aktor yang gampang main peran, pasang wajah duka di depan kamera bukan hal yang susah. Yang menyayangkan Krisna tidak bisa meraba apa akibat di balik pernyataannya ke media. Apa jadinya jika anak yang dikandung pihak si perempuan kemudian tahu apa yang sebenarnya terjadi.

Krisna Mukti, cerminan fatal anggota DPR. Siapa yang suka dengan orang ini?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun