Mohon tunggu...
Nanda Inggar Nusantari
Nanda Inggar Nusantari Mohon Tunggu... Konsultan - a learner

a learner, enthusiastic, food lover, but keep healthy. contact : nandainggarn@gmail.com , IG : nanda Inggar N

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Video Ustadz Abdul Somad Viral, Apakah Perlu Dibela?

22 Agustus 2019   11:40 Diperbarui: 22 Agustus 2019   13:41 359
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber : ANTARA FOTO/ SYIFA YULINNAS

Pada Poin ketiga, beliau mengungkapkan bahwa pengajian itu lebih tiga tahun lalu, kenapa viral sekarang?. Menurut saya tidak ada bedanya, mau disebar kapanpun, candaannya tentang salib di akhir video bukanlah hal yang lucu dan patut ditertawakan. Sama dengan kronologi penyebaran video ariel beberapa tahun lalu, yang baru tersebar beberapa tahun kemudian.

Dalam islam, Nabi Muhammad SAW beliau sangat lembut dan tidak menyakiti dalam bercanda, melihat Ustadz Abdul Somad yang sudah pasti tahu bahwa pengajiannya direkam dan disebarkan, kenapa tidak cukup menjawab pertanyaan audien tentang salib tanpa perlu membumbui dan menertawakannya ? jika beliau mengatakan bahwa beliau hanya menjawab pertanyaan audien tersebut, apakah ada urgensi untuk membercandai keyakinan dan sesembahan umat kristiani?

Saya tidak tahu respon umat kristiani seperti apa, namun Jujur saja saya malu, saya ingin bela, tapi faktanya saya tidak setuju untuk candaan tersebut. Dalam Islam menghina agama lain sangat dilarang. Apalagi mengolok-olok atau menjelek-jelekkan sesembahannya. 

Dalam al-Qur'an, Allah mengingatkan, "Dan janganlah kamu memaki sembahan-sembahan yang mereka sembah selain Allah, karena mereka nanti akan memaki Allah dengan melampaui batas tanpa pengetahuan. Demikian Kami jadikan setiap umat menganggap baik pekerjaan mereka... (QS. al-An'am: 108).

Jika Berat bagi Ustadz Abdul Somad untuk meminta maaf atas jawabannya tersebut karena telah benar menurut kitab suci, Lalu bagaimana dengan penyampaian candaan yang tidak lucu tersebut?

Buya syakur dalam pengajiannya pernah bercerita, saat nabi Muhammad SAW telah menduduki kota Mekkah, Nabi Muhammad bersama rombongan menghancurkan patung patung berhala, namun dalam tembok yang besar dimana terdapat gambar Maryam menggendong Nabi Isa Alaihi salam, beliau mengatakan "Jangan Hapus yang ini", begitu lembutnya Nabi Muhammad SAW.

Ada Kisah Rasulullah SAW Bercanda dengan Ali bin Abi Thalib RA. Suatu hari Rasulullah SAW bersama Ali dan sahabat yang lain sedang makan kurma. Pada saat makan kurma itu biji kurma bekas Ali diletakkan di depan Rasulullah SAW. Ketika hampir selesai, sambil senyum-senyum Ali berkata,  “Ya, Rasulullah kelihatan engkau sangat lapar karena makan kurma begitu banyak, lihat biji kurma itu banyak di depan engkau.”Goda Ali  

Kemudian dengan cepat Rasulullah SAW mejawab, ”Bukannya engkau yang sangat lapar karena makan kurma bersama biji-bijinya? Lihat tidak ada biji kurma di depan mu." :D.  Sebenarnya masih banyak kisah lainnya tentang teladan dan candaan yang tidak menyakitkan hati dicontohkan Nabi Muhammad SAW.

Jika menarik sebuah benang merah, maka seorang Ulama harus lebih berhati-hati dalam menjawab pertanyaan jamaah maupun melontarkan candaan, jangan sampai jawaban maupun candaan tersebut menumbuhkan kebencian kepada umat yang lain dan selanjutnya menimbulkan kesombongan di dalam hati. Bukankah kita bisa tetap bisa memeluk suatu agama tanpa merasa diri kita lebih baik dari siapapun?

 Allah tidak menyukai sifat sombong  seperti termaktub dalam Alquran, "Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri." (QS. Luqman:18)

Semoga ilmu yang kita dapatkan, entah ilmu agama, ilmu sosial, sains, politik, maupun ilmu apapun dan entah kita muslim, Katolik, Kristen, Hindu, atau Budha tidak membuat kita sombong dan menganggap diri kita lebih baik dibandingkan manusia yang lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun