Mohon tunggu...
Andesna Nanda
Andesna Nanda Mohon Tunggu... Konsultan - You Are What You Read

Kolumnis di Kompas.com. Menyelesaikan S3 di Universitas Brawijaya

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Mengingat Kembali Bahaya Hoax Pasca-Pandemi

10 Desember 2022   19:49 Diperbarui: 11 Desember 2022   07:56 471
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by Roman Kraft on Unsplash   

Photo by Roman Kraft on Unsplash   
Photo by Roman Kraft on Unsplash   

Pemerintah harus mendorong semua pihak untuk terus memberikan edukasi dan tindakan preventif dengan cara membangun kepercayaan publik dan mengoreksi berita bohong dan disinformasi sesegera mungkin sebelum hoax tersebut viral dan membunuh nalar serta merusak mental. 

Selain pemerintah, Institusi pendidikan juga harus menjadikan sosialisasi kepada masyarakat tentang literasi berita sebagai prioritas utama dan membentuk generasi cerdas logika yang tidak dengan mudah terjebak hoax. 

Namun pada akhirnya harus diakui bahwa kewajiban setiap individu untuk berpikir kritis dalam mengikuti keragaman sumber berita, dan bersikap skeptis terhadap apa yang mereka baca dan tonton.

Pentingnya Kapasitas Berpikir Kritis di Era Media Sosial

Karena lanskap media sosial secara keseluruhan telah berubah, ada beberapa perkembangan yang suka atau tidak harus dihadapi ketika terjadi bencana. 

Alih-alih menggunakan alat digital untuk menginformasikan berita secara benar, beberapa individu yang patut dipertanyakan moralitasnya telah memanfaatkan platform sosial dan digital untuk menipu, menyesatkan, atau merugikan orang lain dengan membuat atau menyebarkan hoax dan disinformasi yang jelas bertujuan untuk keuntungan pribadi atau kelompok.

Hoax dihasilkan oleh individu atau kelompok yang memang berniat menyesatkan dan menipu publik terhadap konteks suatu kejadian. 

Ketika kegiatan ini beralih dari upaya sporadis dan serampangan menjadi upaya terorganisir dan sistematis, individu dan kelompok ini akan berpotensi mengganggu tidak hanya Kesehatan mental segelintir orang namun bisa menghancurkan mental seluruh anak bangsa ini.

Photo by Merakist on Unsplash   
Photo by Merakist on Unsplash   

Kecepatan media sosial memang membuat keinginan untuk segera menekan layar sentuh “'teruskan” dan “bagikan” menjadi berlipat-lipat. 

Padahal sangat penting untuk berhenti sejenak untuk melakukan klarifikasi ulang mengenai berita atau video-video yang belum tentu benar. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun