Mohon tunggu...
Andesna Nanda
Andesna Nanda Mohon Tunggu... Konsultan - You Are What You Read

Kolumnis di Kompas.com. Menyelesaikan S3 di Universitas Brawijaya

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Rahasia Tersembunyi Pengambilan Keputusan Pembelian

28 Februari 2022   10:14 Diperbarui: 18 Maret 2022   08:54 1733
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Oleh Victoriano Izquierdo dari Unsplash

Pernahkah kamu sadar ketika kamu mengambil keputusan membeli barang baik secara daring atau luring posisi item barang yang kamu lihat sangat menentukan keputusan kamu?

Tahukah kamu ketika kamu berusaha mengingat urutan item-item barang tersebut maka yang pertama kali kamu ingat adalah item di posisi pertama dan terakhir. Posisi yang tengah biasanya kamu tidak akan ingat.

Hal ini juga terjadi kepada penulis yang tidak mampu mengingat semua item yang ditawarkan ketika melakukan proses pembelian keputusan.

Biasanya penulis mengakalinya dengan menuliskan terlebih dahulu daftar barang yang akan dibeli supaya nanti tidak ada yang terlewatkan.

Kalau ini terjadi dengan kamu maka kamu mengalami satu hal yang di dalam behavioral economics disebut dengan Serial Position Effect (SPE).

SPE pertama kali dijelaskan oleh psikolog Jerman Hermann Ebbinghaus pada tahun 1964, setelah ia melakukan serangkaian eksperimen memori pada dirinya sendiri.

Seperti contoh di atas, SPE adalah tendensi otak kita untuk mengingat posisi awal dan posisi akhir saja. Fenomena ini juga yang akan membuat kamu hanya ingat momen pertama dan momen terakhir dalam satu peristiwa.

Makanya tidak heran SPE juga bisa digunakan dalam area lain misalnya pembuatan cerita atau film untuk menentukan bagian pembuka dan penutup dari suatu narasi yang dibangun.

Lantas apa yang sebenarnya yang menyebabkan SPE terjadi dalam proses pengambilan keputusan kita?

Jawabannya adalah pada dua efek yaitu primacy effect dan recency effect.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun