Langkah pertama dan sangat fundamental, memastikan strategi yang akan digunakan akan mampu membuat perusahaan rintisan menghindari kesalahan elementer.
Dengan strategi yang fix maka akan dapat diturunkan menjadi penentuan KPI yang tepat pula.Â
Bisa dibayangkan ketika perusahaan rintisan belum menentukan strategi apa yang akan dipakai maka parameter pengukurannya juga pasti tidak bisa diturunkan.
Jika perusahaan rintisan memulai dengan pengukuran kinerja tanpa mempertimbangkan langkah pertama ini, hal ini berisiko membuang waktu dan sumber daya pada yang tidak terkait dengan hasil yang diinginkan.
Alih-alih, gunakan tujuan strategis untuk membuat target terukur yang dapat diterapkan secara menyeluruh.Â
Hanya dengan demikian maka perusahaan rintisan bisa mengidentifikasi ukuran kinerja yang akan membantu dalam mencapai tujuan dan strategi yang lebih besar.
2) KPI yang saling terhubung
Kesalahan umum lainnya saat mengatur KPI adalah membuatnya secara terpisah. Misalnya, penjualan dan complaint handling. Keduanya memang independen namun tidak berarti tidak dapat diukur dan dikaitkan.
KPI perusahaan rintisan harus terintegrasi secara horizontal dan harus dikaitkan dengan tujuan strategis yang lebih luas.Â
Dalam istilah manajemen strategi, ini menyiratkan kemampuan perusahaan rintisan untuk melihat bagaimana mengubah satu metrik memengaruhi yang lain.
3. Mengukur masa depan
Sebenarnya secara teoritis pengukuran KPI yang tepat adalah tidak hanya mengukur kinerja masa kini namun juga harus mampu mengukur kinerja masa depan.
Dalam teori manajemen hal ini disebut dengan lagging dan leading indikator.