Kita memahami bahwa tujuan suatu organisasi atau entitas bisnis adalah mencari profit atau keuntungan.
Begitu pula dengan perusahaan rintisan, dalam proses mencari profit tersebut maka akan melakukan berbagai macam cara untuk mendapatkan profit sebesar mungkin.
Di dalam proses tersebut juga perusahaan rintisan melakukan pengembangan produk atau layanan untuk memenuhi ekspektasi konsumen.
Bahkan tidak jarang sampai menghire firma konsultan eksternal untuk mendapatkan insight dari perkembangan market dan perilaku konsumen.
Hal-hal tersebut tentu butuh sumber daya yang tidak sedikit baik dari segi waktu, modal, dan sumber daya manusia.
Namun demikian, di titik inilah sering terjadi paradoks dimana perusahaan rintisan sudah mengeluarkan banyak biaya namun seringkali perkembangan hasil dari semua usaha tersebut tidak terlihat.
Bahkan bukan hanya tidak terlihat tapi juga tidak bisa dipantau karena memang tidak ada yang bisa dipantau secara tangible.
Hal-hal tersebut semua dikarenakan satu permasalahan di dalam manajemen strategi yaitu Key Performance Indicators (KPI).
Key Performance Indicators yang belum dijalankan atau bahkan belum ada merupakan salah satu penyebab utama perkembangan bisnis menjadi tidak bisa dilihat dan dipantau.
KPI membantu organisasi memahami dan menjawab pertanyaan apakah perusahaan menuju ke arah yang benar dan jika tidak, ke mana perusahaan perlu membelokkan arah strategis.