Seiring transisi generasi milenial ke generasi Z dan juga masa depan digitalisasi yang sudah di depan mata, para pemangku kepentingan di berbagai sektor industri dan perusahaan harus mempersiapkan respons untuk mengakomodasi transisi ini.Â
Pemangku kepentingan harus berani bertindak lebih awal mempercepat transformasi proses dari yang semula manual menjadi digital untuk bersaing di titik era normal berikutnya.
Pandemi kesehatan yang terjadi saat ini tidak dapat disangkal adalah katalis perubahan sosial, ekonomi, budaya kerja, dan bahkan perilaku konsumen.Â
Perubahan-perubahan tersebut akhirnya membuat hampir semua perusahaan menjadi terpojok dengan suatu keharusan untuk melakukan perubahan dalam skala besar yang mungkin tidak dibayangkan sebelumnya.
Skala perubahan yang sangat cepat dan menjadi suatu fakta bahwa hal tersebut mengubah jalannya sejarah nyaris di semua sektor dalam satu generasi terakhir.Â
Berbeloknya arah sejarah yang menyebabkan masa depan beberapa perusahaan sempat berada di titik nadir.
Kondisi yang penuh ketidakpastian di sektor makro atau mikro menambah beban perusahaan memaksa manajemen perusahaan-perusahaan mempertimbangkan pilihan antara fokus bertahan atau mati suri ditelan badai krisis.
Saya meyakini pilihan-pilihan tersebut disertai dengan keyakinan bahwa pandemi akan membuat perusahaan-perusahaan menjadi lebih kuat.Â
Namun sayangnya hanya bermodal keyakinan tersebut tidak akan mampu membawa perusahaan keluar dari pusaran permasalahan.
Perubahan tren digitalisasi ini akan berdampak kepada perusahaan baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.Â