"Dia sudah lama berselingkuh!"
"Aku masih tidak terima alasan dia berselingkuh." Napas perempuan itu tersengal-sengal. Dia emosi.
"Hei, sudahlah. Yang penting semua sudah selesai." Mata tamunya itu berkilat-kilat.
"Jadi kapan kita akan bulan madu kedua?" Tamunya tersenyum memandang lekat mata perempuan itu.
"Aku harus atur dulu, kamu tahu kan situasinya tidak semudah itu." Perempuan itu menjawab sambil meletakkan kembali rokoknya.
"Kamu memang pintar." Lawan bicaranya tersebut tertawa lepas sekali.
Entah kenapa suara tawa itu mengingatkan perempuan itu pada suara renyah seseorang. Hati perempuan itu sesaat teriris mendengar suara tawa itu. Perempuan itu tahu dia akan merindukan suara renyah itu. Dia akan merindukannya.
Matanya menatap erat pria tamunya itu. Dia tahu waktunya bersama tamunya itu tidak lama. Malam itu langit tidak lagi merah.
Jakarta, 30 Juni 2021
Cerita ini hanya rekaan belaka, kesamaan nama, tokoh dan tempat hanyalah kebetulan semata tanpa kesengajaan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H