Pernahkah kamu melakukan tes riset pasar untuk mengukur reaksi konsumen terhadap produk baru sebelum merancang strategi penjualan?
Atau memutuskan siapa yang akan ditunjuk sebagai pemimpin tim setelah membandingkan hasil kinerja masa lalu dan masa kini dari kandidat pemimpin?
Contoh lain misalnya, menghitung harga di minimarket, hanya untuk memeriksa apakah kamu bisa mendapatkan semua yang kita butuhkan dengan harga yang lebih rendah, atau ketika mencoba untuk memenuhi semua pekerjaan kita dalam satu hari, otak kita berputar untuk menemukan solusi yang sempurna. Pernah?
Jika pernah, selamat! Kamu berarti pernah setidaknya mencoba berpikir logis dalam aktivitas sehari-hari kamu.
Tapi kenapa kamu masih suka terjebak dalam bias dan sesat pikir? Padahal kita menganggap diri kita sebagai pemikir logis, tetapi ketika saatnya tiba untuk menunjukkan pemikiran logis itu, itu tidak terlihat.
Di saat-saat kita harus menunjukkan kemampuan kita berpikir logis ternyata kita malah berpikir bias.Â
Lantas apa yang salah?Â
Permasalahan yang sering terjadi adalah kita merasa paham di awal namun dalam pelaksanaannya kita terjebak dalam bias pemikiran dan sesat pikir.
Hal itu akhirnya akan membuat kita tiba dalam satu titik kesimpulan yang tidak tepat dalam menyelesaikan satu fenomena permasalahan.
Bukan karena kita tidak cerdas. Kita hanya tidak dapat mengakses kemampuan untuk berpikir logis pada saat itu. Butuh cara-cara untuk dapat meningkatkan kemampuan berpikir logis kita.Â
Untuk itu mari kita urai satu persatu benang merah ini sehingga kita dapat dengan logis mengetahui bagaimana cara meningkatkan kemampuan berpikir secara logis.