Review buku dari teman saya yang sedang di gundah gulana hatinya yaitu Muhammad Taufiq
Novel dengan berjudul arah langkah adalah karangan fiersa besari yang mulai karena merasa patah hati dan nekat melakukan perjalanan dengan dua kawan lainnya yaitu, Prem dan Baduy.
Bulan April tahun 2013, berawal dengan niat serta tujuan yang berbeda-beda dan salah satunya karena hati yang terluka, tiga pengelana memulai sebuah perjalanan untuk menyusuri daerah-daerah di Indonesia.
Melalui cara-cara yang seru tetap juga menantang, mereka tidak hanya menyaksikan langsung keindahan dari negeri ini, akan tetapi mereka juga harus menghadapi pertarungan dengan kegelisahan yang dirasakan dan dibawa oleh masing-masing.
Buku ini aku rekomendasikan untuk kalian yang patah hati karena cinta, yang merasa hidup tiada berguna lagi setelah dia meninggalkanmu. Ayolah keluar dari zona nyamanmu, di luar sana akan kamu temukan keindahan alam yang membuatmu lupa tentang bagaimana rasanya patah hati. Tak hanya untuk yang patah hati, buku ini juga aku rekomendasikan untuk kalian yang ingin mengelilingi indonesia tapi punya keterbatasan biaya itu bukan halangan untuk kalian bisa menyusuri negeri yang indah ini. Buku ini membawa kita untuk lebih mengenal alam,tempat serta tradisi masyarakat dari berbagai daerah. Di dalam buku ini bukan saja hanya di suguhkan dengan keindahan daerah tersebut, tetapi ada juga di beberapa daerah di lihat dari sisi kemanusian seperti Tugu Nol Kilometer di Sabang terdapat banyak coretan tangan manusia yang merasa namanya lebih penting untuk di abadikan dalam bentuk tulisan. Tidak hanya itu, di dalam buku ini Bung juga bercerita tentang kisah cintanya dengan seorang gadis yang bernama Mia, ia adalah seorang mahasiswi jurusan Manajemen Bisnis yang memiliki kecintaan terhadap kucing. Hingga akhirnya membawanya pada patah hati.
Tak hanya sendiri bung fiersa juga mengajak temannya yaitu anisa prem baduy menjelajahi indonesia dimulai dari bandung menuju lampung Perjalanan Fiersa, Baduy, dan Prem ini bukan hanya perjalanan liburan semata, akan tetapi memberikan sisi humanis yang tidak bisa didapatkan apabila mereka hanya sekadar menjadi turis saja. Membaur dengan masyarakat lokal memberikan ketiganya pemahaman baru mengenai banyak aspek dalam hidup, serta arti dari perjalanan itu sendiri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H