Buya Hamka atau dengan nama lengkap Haji Abdul Malik Karim Amrullah adalah salah satu tokoh penting dalam sejarah Indonesia yang lahir pada 17 Februari 1908 di Sumatera Barat.
Buya Hamka lahir di keluarga Minangkabau yang religius. Ia tumbuh dalam lingkungan yang kental dengan nilai-nilai Islam dan tradisi adat Minang.
Sejak dini, Buya Hamka mulai belajar agama dan bahasa Arab dari ayahnya. Beliau juga belajar bahasa Melayu dan belajar membaca dan menulis di sekolah Desa. Kecintaannya pada bahasa dan sastra muncul dari pengajaran ayahnya yang gemar membaca dan menulis.
Dari kecintaan dan keluarganya itulah beliau akhirnya mempunyai peran penting terhadap pendidikan dan keagamaan serta berkontribusi dalam mendukung perjuangan bangsa Indonesia.
Salah satu kontribusi Buya Hamka adalah pengakuan atas peran dan ketokohannya terhadap Masjid Agung Al-Azhar Jakarta.
Masjid yang dibangun mulai pada tanggal 19 November 1953 dan selesai pada tahun 1958 merupakan masjid yang terbesar saat itu di Jakarta sebelum dikalahkan oleh Masjid Istiqlal.
Yayasan Pesantren Islam Al Azhar sebagai pemilik masjid ini kemudian mengembangkan sebuah taman kanak-kanak pada 1967. Lalu disusul Universitas Al-Azhar Indonesia pada tahun 2000 yang menjadi kampus swasta Islam terbaik Jakarta, yang juga dibangun di sekitar masjid.
Hal ini berdasarkan usulan Buya Hamka yang menyarankan agar sebuah masjid dibangun terlebih dahulu barulah kemudian sekolahnya.
Tidak hanya itu, karya keagamaan dan sastra Buya Hamka juga terkenal. Karya-karyanya seperti Tafsir Al-Azhar dan Tafsir Al-Mishbah menjadi penting dalam memahami tafsir Al-Qur'an yang kontekstual dan relevan dengan zaman.
Kemudian karya sastra yang terkenal adalah novel Tenggelamnya Kapal Van Der Wijk yang telah dianggap sebagai salah satu karya sastra penting dalam bahasa Indonesia.
Dengan segala perannya dalam dunia keagamaan, pendidikan, sastra, ataupun sosial, Buya Hamka telah memberikan sumbangan yang signifikan dalam membangun masyarakat Indonesia.