Mohon tunggu...
Firmanda RH
Firmanda RH Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Al-Azhar Indonesia

Do what you want.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Obsessive Love Disorder (OLD) dalam Perspektif Abraham Maslow: Teori Hierarki Kebutuhan Manusia

18 Mei 2023   23:27 Diperbarui: 3 Agustus 2023   00:56 1606
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Obsessive Love Disorder

Rasa cinta berlebihan yang dialami seseorang kepada pasangannya bukanlah hal yang jarang terjadi. Bahkan tanpa sadar, mereka ada dalam situasi tersebut. Seseorang dengan Obsessive Love Disorder membuatnya mengendalikan orang yang dicintainya secara terus-menerus, sekalipun tanpa status.

Gejala Obsessive Love Disorder mungkin saja tidak muncul pada awal hubungan tetapi akan terus berkembang dan terlihat seiring berjalannya waktu. Gejala tersebut bisa semakin terlihat ketika orang yang dicintai menolak cintanya. Tidak jarang rasa obsesi tersebut berujung pada tindakan kriminal seperti membunuh.

Obsessive Love Disorder atau OLD ada suatu kondisi di mana seseorang menjadi terobsesi terhadap orang yang dicintainya, entah statusnya pacaran ataupun suami istri. Namun tidak menutup kemungkinan OLD juga dialami oleh orang tanpa status apapun, hanya merasa bahwa ia harus memiliki orang tersebut. Hanggrarjito (2018) menjelaskan bahwa Obsessive Love adalah perasaan yang mudah menguap dan terkadang dapat menjadi berbahaya yang tidak pernah terpuaskan.

Gangguan ini tentu saja memberikan rasa ketidaknyamanan pada orang yang dicintainya tersebut. Dengan tingkat OLD yang lebih parah, orang yang dicintai akan memiliki rasa trauma karena perlakuan dari penderita. Hal ini dikarenakan pada tingkat OLD yang tinggi seseorang bisa saja melakukan kekerasan bahkan berperilaku psikopat guna mempertahankan orang yang dicintainya.

Secara umum gejala yang dialami oleh penderita Obsessive Love Disorder adalah sikapnya yang cenderung posesif dan mengekang pasangan secara berlebihan seolah-olah pasangan merupakan barang yang sangat amat berharga bagi dirinya. Seseorang dengan gangguan ini akan menganggap orang yang dicintainya melupakan orang yang harus ia lindungi sampai kapanpun dengan cara apapun dan tidak bisa digantikan oleh siapapun.

Mengutip dari berbagai sumber, orang yang dengan gangguan OLD memiliki karakteristik sebagai berikut:

  • Menguntit, baik secara langsung maupun melalui media sosial.
  • Kecemburuan dengan tingkat kompleks, seperti takut orang yang dicintai direbut orang lain sehingga timbul rasa takut ditinggalkan, lalu iberujung pada kemarahan dan penghinaan.
  • Ingin selalu menghabiskan waktu bersama, namun waktu tersebut digunakan secara berlebihan
  • Memiliki tingkat percaya diri yang rendah
  • Membatasi segala yang dilakukan oleh orang yang dicintai, dari kehidupan pribadi hingga kehidupan sosial.
  • Bertindak posesif, selalu ingin mengetahui apa yang dilakukan oleh orang yang dicintainya, misalnya saja terus menghubungi melalui pesan teks atau telepon tanpa tahu waktu.

Kaitan OLD dengan Teori Maslow

Abraham Maslow yang terkenal dengan teori aktualisasi diri dilahirkan di New York pada tahun 1908 dan meninggal di California pada tahun 1970. Maslow berpendapat bahwa pengalaman puncak umum yang dialami seseorang adalah melalui aktualisasi diri. Pemahaman yang didapat melalui pengalaman puncak ini membantu orang untuk mempertahankan kepribadian yang dewasa. Orang yang mencapai aktualisasi diri memiliki pengetahuan yang realistis mengenai dirinya dan mampu menerima dirinya apa adanya.

Dalam teorinya ia mengatakan bahwa manusia harus memenuhi kebutuhannya yang paling rendah kemudian naik ke jenjang yang lebih tinggi, dan seterusnya hingga mencapai level dapat mengaktualisasikan diri. Teori Maslow dapat dijabarkan secara singkat:

  • Kebutuhan fisiologis, merupakan kebutuhan paling mendasar dari manusia seperti kebutuhan akan makanan, minuman, tidur, seks, dan lain sebagainya. Individu tidak akan dapat mencapai tingkat berikutnya apabila kebutuhan fisiologis belum terpenuhi.
  • Keamanan dan keselamatan, meliputi keamanan dari bahaya fisik dan emosional. Contohnya seperti perlindungan dari kriminalitas, penyakit, perundungan dan lain sebagainya.
  • Kebutuhan sosial, tahap ini hanya bisa tercapai jika seseorang sudah memenuhi kebutuhan sebelumnya yaitu kebutuhan akan rasa aman dan kebutuhan fisiologi. Contoh dari kebutuhan ini misalnya kebutuhan untuk dicintai, memiliki pasangan, bersosialisasi, dan lain sebagainya.
  • Kebutuhan harga diri, merupakan kebutuhan untuk meraih prestise. Misalnya saja status, pengakuan, ataupun reputasi dan martabat.
  • Aktualisasi diri, adalah puncak dari kebutuhan manusia yaitu keinginan untuk mengoptimalisasi potensi dirinya. Seperti jika seseorang sudah menjadi dokter umum, akan ada keinginan selanjutnya untuk menjadi dokter spesialis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun