Mohon tunggu...
Nanda Dwi Aryanto
Nanda Dwi Aryanto Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Fak Psikologi UIN Maliki Malang

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pendidikan Karakter

1 Desember 2014   16:35 Diperbarui: 17 Juni 2015   16:21 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Apabila kita membicarakan pendidikan di Indonesia maka kita akan mendengar bahwa kualitas pendidikan di Indonesia masih minim, salah satu penyebab minimnyanya kualitas pendidikan di Indonesiabahwamutu dan distribusi gurunya belum merata, dasar dan arah pendidikannya tidak jelas, kurikulum yang mudah berubah, dan kurangnya dukungan finansial terhadap penyelenggaraan pendidikan.

Selain itu dilihat dari segi psikologis, pendidikan di Indonesia juga terlalu menekan terhadap pertumbuhan seorang anak dan pertumbuhan seorang anak juga banyak dipengaruhi oleh faktor orang tua, semua perkembangan anak entah itu otak ataupun mental akan diawali yaitu ketika masuk di dalam kelompok kecil, dan kelompok kecil yang pertama itu adalah keluarga, dan sekali lagi orang tualah yang berperan penting di dalam perkembangaannya.

Suatu pengamatan bahwa, seringkali orang tua mengikutkan anak-anak mereka ke berbagai macam les tambahan di luar sekolah seperti les matematika, les bahasa inggris, les fisika dan lain-lain. Iya saya yakin, bahwa para orang tua ingin anak-anak mereka menjadi anak-anak yang pandai, pintar, dan berprestasi di sekolahan yaitu dengan mengikutkan anak-anak masuk tambahan pelajaran di luar sekolah, tetapi apakah benar itu semua yang diinginkan oleh anak-anak ?? di saat seperti inilah orang tua lupa akan hal-hal terpenting di dalam pendidikan, yaitu pendidikan karakter. FW Foerster, yaitu seorang pencetus pendidikan karakter dari Jerman menyatakan bahwa ada empat ciri dasar pendidikan karakter :

1. Pendidikan karakter menekankan setiap tindakan berpedoman terhadap nilai normatif. Anak didik menghormati norma-norma yang ada dan berpedoman pada norma tersebut.

2. Adanya koherensi atau membangun rasa percaya diri dan keberanian, dengan begitu anak didik akan menjadi pribadi yang teguh pendirian dan tidak mudah terombang-ambing dan tidak takut resiko setiap kali menghadapi situasi baru

3. Adanya otonomi, yaitu anak didik menghayati dan mengamalkan aturan dari luar sampai menjadi nilai-nilai bagi pribadinya. Dengan begitu, anak didik mampu mengambil keputusan mandiri tanpa dipengaruhi oleh desakan dari pihak luar.

4. Keteguhan dan kesetiaan. Keteguhan adalah daya tahan anak didik dalam mewujudkan apa yang dipandang baik. Dan kesetiaan marupakan dasar penghormatan atas komitmen yang dipilih.

Jadi dari ke empat dasar tersebut dapat disimpulkan bahwasannya pendidikan karakter adalah pendidikan yang menekankan pembentukan nilai-nilai karakter kepada peserta didik.

Pendidikan karakter ini sanagt penting bagi Indionesia, karena menyangkut masa depan Indonesia dengan warga negaranya yang sukses di kemudian harinya, bukan hanya sukses, tetapi sukses dengan intelegensi yang tinggi juga. Bukan hanya mendahulukan materilnya saja tetapi juga substansi SDMnya, "Pendidikan kita tidak jarang hanya asal memenuhi standar global tertentu. Memang terdapat keuntungan materiil yang tinggi dari hasil proses standardisasi itu, tetapi pendidikan bisa kehilangan jiwanya, kehilangan rasa kasih sayang, dan kehilangan berbagai nilai kemanusiaan," kata Ouda Teda Ena seorang dosen pendidikan Bahasa Inggris di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Darma.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun