Catatan Harian Orang Gila adalah salah satu karya sastra pendek paling berpengaruh di Tiongkok Modern. Karya tersebut ditulis oleh Lu Xun pada tahun 1918, cerita ini menjadi simbol kritik sosial terhadap tradisi feodal yang mengakar.
Buku ini berbentuk catatan harian dari perspektif seorang pria yang dianggap menderita gangguan mental. Di dalam cerita tersebut mengungkapkan bahwa banyaknya praktik kanibalisme metaforis yang dilakukan orang-orang disekitar pria tersebut.
Bab pertama dari catatan harian orang gila menceritakan tentang ketakutan sang penulis dengan orang-orang sekitarnya, karena ia merasa ada yang aneh dari orang-orang tersebut. Awalnya ia menganggap itu hanya kecurigaan semata atau hanya imajinasinya saja, tetapi seiring dengan waktu keyakinannya semakin kuat.
Bab kedua yaitu penulis mulai menemukan "kanibalisme" dengan menghubungkan perilaku orang-orang disekitar dengan tradisi kuno, yang menurutnya itu sebuah praktik kanibalisme. Ia percaya bahwa masyarakat disana telah mempraktikan kanibalisme tersebut sebagai bagian dari budaya mereka. Dalam salah satu bagian catatannya, ia menulis sebuah kalimat "memakan orang untuk selamat".
Bab ketiga penulis menceritakan bahwa ia mulai mencurigai keluarganya sendiri terlibat dalam rencana membunuh dan memakannya. Dimana ia menyadari perilaku sang kakak dan sang ibu begitu aneh, yang menurutnya itu adalah bagian dari rencana mereka untuk melakukan kanibalisme. Dan ketakutannya memuncak  bahwa ia mengetahui jika adiknya menjadi korban dari kanibalisme ini.
Bab keempat penulis mulai memikirkan apakah ia pernah menjadi pelaku dari kanibalisme ini tanpa ia ketahui. Penulis merasa bersalah dan bertekad untuk tidak menjadi kanibalisme (pemakan manusia).
Bab kelima yaitu akhir cerita, sang penulis berseru "Selamatkan anak-anak!". Seruan tersebut adalah harapan si penulis bahwa generasi muda dapat dibebaskan dari tradisi yang diwariskan oleh para terdahulu mereka.
Tema utama dari Catatan Harian Orang Gila
- Penindasan dalam sistem feodal yaitu struktur sosial tradisional memaksa individu untuk berkorban demi kepentingan suatu kelompok atau keluarga
- Adanya kesadaran dalam kebobrokan masyarakat tetapi tidak memiliki dukungan sosial untuk melawan
- Perlunya perubahan sosial melalui kesadaran dan keberanian untuk melawan tradisi yang merugikan
- Pentingnya menanamkan pendidikan pada generasi muda agar tidak muda terhasut oleh hal-hal yang merugikan dan menciptakan masa depan yang lebih baik
Isi dalam buku ini menggambarkan perjuangan seorang individu untuk melawan sistem yang menindas, sebagai pengingat dan pentingnya berpikir kritis, melawan ketidakadilan, dan berjuang untuk menciptakan masyarakat yang lebih adil dan manusiawi. Karya ini juga menginspirasi pembaca untuk berani melawan tradisi yang merugikan dan menjaga harapan untuk perubahan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H