Mohon tunggu...
Nanda Alyya Riftina Azmi
Nanda Alyya Riftina Azmi Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswi

don't give up!

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Guru Sebagai Komponen Paling Penting dalam Peningkatan Kualitas Pendidikan

9 Desember 2022   15:27 Diperbarui: 9 Desember 2022   15:38 221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Kedua Sudi di atas menunjukkan bahwa anggaran sertifikasi guru yang sangat mahal lebih banyak berpengaruh terhadap bertambahnya guru yang berijazah S-1 dan meningkatnya gaya hidup guru karena penghasilan mereka yang bersetifikat naik rata-rata hingga dua kali lipat ketimbang berpengaruh terhadap kompetensi dan kinerja guru. Jadi, investasi sertifikasi guru rata-rata 120 triliun rupiah pertahun belum memberikan dampak terhadap peningkatan kompetensi guru apalagi terhadap mutu pendidikan. Kondisi demikian itu sangat tidak kondusif terhadap upaya pembinaan peserta didik era revolusi industri 4.0 yang mensyaratkan guru profesional dalam ekosistem digital.

Pada era revolusi industri 4.0 ada anggapan bahwa peserta didik adalah penerima pelajaran yang tidak relavan dikarenakan mereka adalah pembelajar mandiri. Mereka tumbuh dan berkembang bersama teknologi masa kini yang mampu mengakses sejumlah besar informasi dari berbagai sumber hanya dari ujung jarinya. Mereka memerlukan waktu beberapa detik saja untuk memperoleh jawaban atas pertanyaan mereka dengan hanya menggunakan ujung jarinya dalam pencarian informasi yang beragam. Mereka dapat dibentuk untuk menjadi pembelajar yang mandiri mengenai topik-topik yang ingin mereka dalami bahkan tanpa harus meninggalkan kamar tidurnya.

Para siswa yang datang dari generasi Z Generasi Alfa dan generasi berikutnya lahir dan akan tumbuh kembang dengan teknologi yang terbaru yang tersedia di rumah atau sekolah. Mereka adalah digital native yang nyaman dengan berbagai aplikasi teknologi sebagai generasi yang paling terkoneksi secara global sepanjang sejarah manusia. Mereka berhadapan secara online dengan orang-orang dari berbagai belahan dunia dan dengan mudah memperoleh teman dibalik planet meskipun tidak perlu meninggalkan negaranya. Para siswa sekolah di zaman ini lebih cerdas dan mandiri. Mereka lebih mahir menggunakan teknologi dan merasa nyaman untuk berkomunikasi lintas budaya secara global. Gejala-gejala tersebut menjadi tantangan berat bagi para guru karena disatu pihak mereka harus membina para siswa untuk menguasai kembali kompetisi global, sedangkan dipihak lain mereka harus tetap berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Inilah yang dimaksud dengan profil belajar Pancasila.

Manusia di era yang sarat dengan perubahan yang semakin cepat memerlukan berbagai kecakapan yang oleh UNESCO (2013) disebut The 21st  Century Skills (4C) yaitu Creativity, Critical Thinking, Communication, and Collaboration. Keempat kecakapan itu harus menjadi bagian tak terpisahkan dari kompetensi dasar yang dapat dicapai oleh siswa serta model kurikulum sekolah yang relavan. Keempat kecakapan tersebut harus merupakan tema-tema kajian para siswa secara lintas disiplin melalui pendekatan pemecahan masalah. Dengan kompetensi literasi dan numerasi dasar serta literasi digital yang kuat, para siswa akan sangat mahir dalam melaksanakan dan melibatkan diri dalam proses pemecahan masalah. Dari proses-proses inilah akan tumbuh kompetensi mereka dalam berfikir sistematis, kreatif, inovatif, serta bekerja dalam tim.

Kesimpulannya, dalam abad ke-21 para pendidik harus meningkatkan kemampuan untuk berpikir lebih maju, mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi dan fleksibel dalam memperlakukan peserta didik. Untuk itu para pendidik juga harus menjadi seorang pembelajar sepanjang hayat, yaitu terus-menerus belajar untuk memahami cara-cara baru agar mengajar lebih menarik dan menantang. Dalam konteks inilah perlu dikembangkan model CPD yang dapat digunakan para guru untuk secara terus-menerus meningkatkan kapasitasnya sebagai pendidik. Oleh karena dewasa ini kita hidup dalam ekologi digital, jenis dan tingkat kompetensi yang dibutuhkan bukan hanya banyak jenis dan tingkatannya, tetapi juga berubah secara terus-menerus. Dengan teknologi digital yang berkembang pesat, jenis pengetahuan, kecakapan, dan keahlian yang dibutuhkan juga akan berubah dengan sendirinya. Sumber belajar dan konten pembelajaran juga terus bertambah semakin kaya dan selalu tersedia dalam berbagai platform digital yang mudah diakses.

SARAN

Semoga di masa mendatang guru-guru di Indonesia semakin memahami peran dan fungsinya sebagai guru. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sebagai “rumah” bagi guru mampu mengayomi dan memfasilitasi guru-guru di Indonesia agar semakin bermutu secara berkelanjutan.

Saran bagi semua guru dan calon guru agar selalu meningkatkan kualitasnya dan selalu mempunyai peranan dalam meningkatkan prestasi belajar siswanya.

Guru harus dapat memberikan suatu motivasi kepada peserta didik agar dapat melaksanakan pelajaran dengan baik serta bersungguh-sungguh, taat pada peraturan-peraturan yang ada baik di dalam sekolah maupun di luar sekolah, mengajarkan peserta didik tentang bagimana bersikap kepada orang-tua, teman, saudara, atau orang yang lebih tua maupun yang lebih muda di sekitar kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun