Penulis terkejut ketika membaca status pada jejaring sosial milik seorang teman yang menyatakan bahwa VAMPS (band rock asal Jepang yang digawangi oleh Hyde L’arc en Ciel) akan tampil di acara Bukan Empat Mata. Jujur, penulis terkejut. Bahkan, ketika membaca berita ini, pikiran penulis langsung kepada sosok Om Deddy Corbuzier memandu acara. Tapi… eh, tunggu, ketika sadar, pikiran segera meralat, Bukan Empat Mata itu bukannya acara Tukul? Penulis yang sudah sadar pun terkejut (lagi). Dalam pikiran penulis, lansung berkelebat pertanyaan: mengapa bukan di Hitam Putih saja? Mengingat bahwa acara ini bukan talk show formal. Isi acaranya tidak lebih dari sekedar hiburan lawakan dan beberapa pertanyaan kepada sang bintang tamu. Dan VAMPS harus jadi bintang tamu di sana? Apakah ini tidak salah? Sejak berita itu turun, fans menjadi terbelah pikirannya. Di sisi lain mereka ingin bertemu sang idola (magnet utama: hyde, tentu saja), namun di sisi lain, mereka tak ingin melihat VAMPS di-bully oleh acara Indonesia. Terutama dalam acara yang hostnya melucu dengan gaya yang seringkali harus memakan sang bintang tamu. Dan…bencana itu pun datang. Gelombang kekecewaan dan kekesalan datang dari fans VAMPS yang melihat idolanya di-bully dalam acara itu. Bukan hanya fans Indonesia, melainkan juga fans luar:
- ketika Hyde dan Kaz memasuki studio, Vega menggamit lengan Hyde dan Olla menggamit lengan Kaz. Sangat disayangkan karena bagi sebagian fans, gesture ini dianggap sangat tidak sopan. Artis Jepang sangat menginginkan privasi, bahkan di acara talk show, tidak diperkenankan untuk menyentuh sang artis. Tingkah yang sok kenal sok dekat inilah yang menjadi pemicu awal kegeraman fans (note: bisa jadi, mereka geram karena iri pada posisi Vega-Olla yang begitu beruntung bisa menggamit lengan idola mereka tanpa harus berusaha keras lol)
- kalau diperhatikan secara seksama, Kaz memang jarang berbicara sepanjang acara. Mungkin terlalu malu atau memang bintang utama hari itu adalah Hyde sehingga porsi berbicaranya sangat sedikit. Tukul sendiri bahkan sering mendorong Kaz untuk berbicara lebih banyak. Namun, kesalahan Tukul adalah cara yang dia pakai. Seringkali, ketika hendak bicara, Tukul segera menyela Kaz dengan gurauan yang bisa diartikan dua hal: bagi orang Indonesia, adalah hal yang lucu. Sementara bagi orang luar, adalah hal yang tidak sopan
-
1385701455581224948
- Kaz pakai blangkon ==>> manajer VAMPS marah!!!Â
1385701689110635421113857020081385337812
Salah Siapa? Kekecewaan dan kekesalan fans VAMPS tidak akan terjadi seandainya mereka tidak tampil di acara Bukan Empat Mata. Penulis yakin bahwa masalah terjadi karena ada ketidakcocokan antara bintang tamu dengan acaranya. Pertanyaan besarnya adalah:Â lantas, salah siapakah ini semua? Sampai artikel ini ditulis, penulis belum mampu menemukan artikel lain yang menyebutkan siapa dalang yang membawa VAMPS ke studio Bukan Empat Mata. Apakah promotor? Sponsor? Ataukah pihak Trans 7 sendiri? Secara logika, jika penulis adalah produser acara ini DAN penggemar Hyde, penulis justru akan jauh-jauh menghilangkan pikiran untuk memasukkan idola penulis ke acara yang "bukan ranahnya", meskipun itu artinya penulis menghilangkan kesempatan untuk bertemu dengan sang idola. Namun, lain halnya jika produser adalah orang yang gila rating. Dan menurut penulis pribadi, Bukan Empat Mata sudah berating tinggi tanpa harus mendatangkan Hyde sebagai bintang tamunya (terlebih lagi, ini adalah artis Jepang yang notabene tidak terlalu mainstream saat ini jika dibandingkan dengan arti KPop). Jika memang dari sang promotor, penulis rasa, mereka telah membuat kesalahan besar. Masih banyak acara talk show formal yang bisa DAN mau menampung artis sekelas VAMPS (apalagi dengan nama besar Hyde di belakangnya). Just Alvin bisa jadi salah satu alternatif, atau jika ingin ada di TransCorp, masih ada Hitam Putih. Sekali lagi, jika memang pihak promotor yang membuat VAMPS mampir, maka itulah kesalahan terbesar mereka. Sebagai promotor, mereka seharusnya mengerti latar belakang artis/musisi yang mereka bawa. Dan mereka pun seharusnya lebih paham, mana tayangan di negara mereka sendiri, yang mampu menerima tamu sekelas VAMPS dengan layak. Penulis tidak setuju dengan banyaknya hujatan yang melayang kepada Vega-Olla dan Tukul di acara semalam. Tentu, mereka telah banyak mengeluarkan gurauan garing, mereka juga melanggar beberapa etika yang seharusnya tidak mereka lakukan ketika menghadapi artis Jepang. Namun, layakkah kita menyalahkan mereka yang hanya menjalankan tugas? Tukul tidak bisa sepenuhnya disalahkan karena begitulah cara biasa baginya menjalankan acara Bukan Empat Mata. Flirting sesekali, menggoda bintang tamu, menyindir dengan halus memakai joke garing namun mampu mengundang gelak tawa penonton. Itulah kebiasaan Bukan Empat Mata. Dan ketika terjadi gelombang kekecewaan dari sebagian kalangan seperti ini, masihkah kita layak menyalahkan Tukul sebagai biang keladi? Penulis yakin, bahkan Tukul sendiri tidak tahu menahu siapa itu VAMPS. Dan penulis juga lebih yakin bahwa tidak mungkin juga dia yang meminta VAMPS hadir di acaranya. Dia hanya menjalankan tugasnya sebagai pembawa acara di acara talk show Bukan Empat Mata, dengan gaya khasnya, lucu, kocak, bahkan terkesan menjelekkan diri sendiri agar orang lain tertawa. Maka, kesimpulan sementara, kesalahan terletak pada pihak yang mendaratkan VAMPS ke studio Bukan Empat Mata. Acara talk show lawakan kok ngundang musisi Jepang sekelas VAMPS. Were you sure with this?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H