Mohon tunggu...
Nanda Dahlian Febrianti
Nanda Dahlian Febrianti Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Future Journalist

Grow Up, Shinning Up, Keep Going

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Melestarikan Rumah Panggung sebagai Warisan Budaya Daerah Musi Rawas

26 Juni 2021   16:00 Diperbarui: 26 Juni 2021   16:50 559
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Modernisasi yang merambah berbagai bidang, tak terkecuali dalam hal arsitekstur bangunan rumah yang banyak meniru aristektur Eropa ataupun Asia. Sampai munculnya konsep rumah minimalis hingga hunian bertingkat kian diminati masyarakat Indonesia.

Musi Rawas salah satu kabupaten di Sumatera Selatan terus melestarikan warisan budaya serta hunian leluhur, Rumah Panggung.

Rumah Panggung diartikan sebagai rumah yang dibangun di atas permukaan tanah atau air dengan beberapa tiang penyangganya. Rumah panggung sendiri terdiri dari barbagai jenis seperti Rumah Limas dengan ciri khas memiliki dua sampai empat undakan yang disebut kekiji. Rumah Cara Gudang yang memiliki bangunan memanjang seperti gudang, hingga Rumah Ulu, rumah adat di daerah hulu Sungai Musi yang dibangun dengan mengikuti ulak-ulak (pusaran angin).

Rumah Cara Gudang dan Rumah Ulu setidaknya menjadi dua jenis Rumah Panggung yang masih bertahan di Kabupaten Musi Rawas. Rumah tersebut tersebar di beberapa desa di Musi Rawas.

Terlepas dari segala keunikan yang disajikannya, tak sedikit penduduk yang merenovasi rumahnya dengan mendirikan bangunan beton di bawah Rumah Panggung.

Menurut saya, kegiatan tersebut tentulah mengancam eksistensi Rumah Panggung sebagai salah satu warisan budaya. Pemerintah Daerah Musi Rawas, serta kalangan pemudanya haruslah lebih peka dan tanggap terhadap hal tersebut. Wewenang pemerintah diharapkan membuat peraturan daerah tentang pelestarian ini. Serta anak-anak muda Musi Rawas, terlebih Bujang dan Dehe bisa berkontribusi dengan memperkenalkan warisan yang satu ini pada masyarakat luar secara langsung maupun malalui media massa.

Beberapa tempat yang masih dominan berdirinya Rumah Panggung dapat dijadikan objek wisata budaya. Jika tempat tersebut masih menjadi permukiman warga, maka pemerintah dapat mengeluarkan peraturan terkait tata tertib wisata budaya. Dan diharapkan pula memberikan feedback pada pada warga sekitar agar keamanan dan kenyamanan warga tetap terjamin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun