Tidak ada yang salah ketika bunda mengandung, nasib suratan di tangan sendiri, tetapi apalah daya tubuh mungil butuh sandaran hidup, menggantungkan harapan pada sang ibu demi memproteksi janin di dalam kandungan sampai lahir sehat. Mengupayakan hak hidup yang layak di masa gold periode 1000 HPK (Hari Pertama Kehidupan) pada bayi menuju generasi unggul yang kuat bermartabat.
Alangkah mirisnya, jika penyakit yang dapat dicegah tapi diabaikan begitu saja. Bukankah hak dan kewajiban orang tua merawat titipan yang Tuhan berikan? Bayi mungil itu tidak pernah meminta untuk dilahirkan dan memilih pada orang tua mana harus dititipkan. Bayi polos hanya butuh perlindungan dan jaminan kesehatan. Lindungi Aku, bu! Jangan biarkan bayimu lahir sia-sia.
Di sini penulis akan merangkum beberapa informasi penting tentang penyakit infeksi menular yang kerap di derita oleh ibu hamil, jika tidak dicegah dari awal cenderung berdampak pada bayi yang dikandungnya. Adapun penyakit infeksi menular tersebut kini sedang diupayakan penanggulangan secara meluas melalui skrining pada ibu hamil. Penyakit tersebut yaitu Hepatitis B, Sipilis dan Human immune defisiensi virus (HIV).
Kali ini kita fokus membahas tentang HIV AIDS pada ibu hamil. Mungkin di sesi lain penulis akan menemukan topik tentang hepatitis B dan penyakit sipilis. Ketiga penyakit tersebut perlu penanganan cepat dan tepat sehingga meningkatkan persentase keselamatan bayi dari turunan virus yang spesifik ini.
Sebelumnya menurut WHO terdapat 4 (empat) prong yang perlu diupayakan dalam mencegah terjadinya penularan HIV dari ibu ke bayi, meliputi: Mencegah terjadinya penularan HIV pada perempuan usia produktif. Mencegah kehamilan yang tidak direncanakan pada ibu HIV positif. Mencegah terjadinya penularan HIV dari ibu hamil HIV positif ke bayi yang dikandungnya. Memberikan dukungan psikologis, sosial dan perawatan kepada ibu HIV positif beserta bayi dan keluarganya (KEMENKES RI)
Pencapaian triple elimination akan terwujud berkat kedisiplinan kita dalam mempromosikan kesehatan, pemeriksaan ekstra ketat, adanya kebijakan atau peraturan yang menunjang program, dukungan sosial dan pemberdayaan diri masyarakat tentang pentingnya melakukan skrining awal sebelum jatuh sakit.Â
Adanya PMTCT (Prevention Mother The Child Transmision) atau sebutan PPIA (Pencegahan Penularan dari Ibu ke Anak) mencakup empat pilar yang harus dijalankan untuk mencegah penularan virus HIV dari ibu kepada bayi yang dikandungnya.
Demikian halnya kejadian morbiditas dan mortalitas pada maternal semakin meningkat. Adapun dampak HIV kepada bayi antara lain gangguan tumbuh kembang karena rentan terhadap penyakit, peningkatan mortalitas dan morbiditas, stigma sosial, yatim piatu lebih dini karena orang tua meninggal karena AIDS, dan permasalahan ketaatan minum obat pada penyakit menahun seumur hidup.
Seyogyanya, psikologis pasien HIV AIDS terus dijaga supaya mereka tidak sampai shock, depresi bahkan membuat trauma. Ada beberapa stigma yang menyakitkan dialami oleh pasien HIV AIDS dan keluarganya, hal ini akan menambah penderitaan dan beban mental mereka.
Alhasil karena sanksi sosial yang membuat mereka menutup diri dalam mencari akses pelayanan kesehatan khususnya terkait pengobatan. Mereka jatuh sakit, psikis yang terganggu akibat ulah stigma sosial yang  memengaruhi kesehatan baik secara fisik dan mental pasien dan keluarga.