"Ibu silahkan melunasi biaya administrasi sebesar 3 juta. Ini billing pembayaran bu Rina!" ujar petugas sembari menyerahkan berkas untuk ditandatangani.Â
Pandanganku mengabur diikuti jalan sempoyongan. Seketika langkah menjadi oleng saat mendengar jumlah biaya administrasi membuatku tambah sakit.Â
"Oh, aku jadi lemes begini, andai memeriksakan diri dengan memakai BPJS (Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial) di kotaku gratis. Huft!" gerutuku semakin kesal.Â
"Ternyata, sehat itu jauh lebih mahal. Aku bertekad setelah mendapat hasil cek-up ini, segera memutuskan berubah.," janjiku dalam hati.Â
"Bu Rina?" suara perawat memanggil nama pasien sambil tersenyum menoleh kearahku.Â
Bergegas, aku memasuki ruangan dokter internis untuk sesi konsultasi. Terlihat Dokter, mulai  membaca hasil laborku.
"Ibu Rina? silahkan duduk dulu. Setelah saya menganalisa hasil labor ibu, ternyata yang kita takutkan tidak terjadi. Hasilnya semua normal," jelas dokter panjang lebar dengan memperlihatkan raut wajah tersenyum.Â
"Syukurlah!" batinku berucap.
"Tapi, dimana-mana ada perlemakan, di hati dan jantung ibu Rina. Satu-satunya cara, ibu harus minum jamu," imbuhnya lagi.
"Waduuhh, ini dokter, koq kampungan banget, ya?" pikirku, nggak terima.
"Dok, maksudnya apa sih?" tukasku agak sewot.Â