Mohon tunggu...
Nanda Nuriyana SSiTMKM
Nanda Nuriyana SSiTMKM Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Praktisi dan Akademisi

BERTUGAS DI RUMAH SAKIT dr FAUZIAH BIREUEN BAGIAN KONSELOR HIV AIDS

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Eklamsia si Penyakit Halilintar

24 Mei 2021   03:10 Diperbarui: 24 Mei 2021   06:23 442
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebelum penyakit preeklamsia berat menuju ke tahap eklamsia, perlu melakukan kontrol dan antisipasi ekstra ketat. Terapi pemeliharaan di bawah pengawasan dokter SpOG akan membuat prognosa pasien menjadi lebih baik. Kasus eklamsia jangan dianggap sepele!

Dulu ada pasien dengan riwayat kejang-kejang bukan segera dibawa ke rumah sakit, melainkan berobat ke dukun untuk jampi-jampi katanya kesambet arwah penasaran. Lumayan lama disembur memakai ramuan dedaunan dan aroma minyak. Si ibu sampai terlantar dan kelelahan, alhasil ibu dan bayi tidak tertolong lagi. Pengalaman menyedihkan di kejadian masa lalu hingga kini masih terlintas di ingatan si penulis.

Pernah dosen kami berpesan, kalian mahasiswa bapak tidak boleh ada satupun yang hamil dengan PE. "Sok paten pula pak dosen," gumamku dalam hati. Apa dia tidak berpikir kalau ada mahasiswa yang mandul. 

Entah kenapa beliau mengatakan kalau ada mahasiswanya terkena Eklamsia berarti bodoh. Sampai detik ini aku tidak tahu maksud beliau mengatakan bodoh, pak dosenku amat terkenal killer ternyata seorang dr. SpOG senior yang disegani di lingkungan sejawatnya. Barakallah pak dosenku! Alhamdulillah tak ada satupun teman sekelasku yang  menderita PE saat kehamilan, persalinan dan nifas. Hal itu karena PE terkontrol dan monitoring ekstra ketat akan meminimalisirkan kasus komplikasi.

Pre eklamsia konon dengan nama lain keracunan kehamilan atau toxemia gravidarum, penyebabnya dari kehamilan sebagai racun yang ada di ari-ari bayi. racun ini menghilang ketika placenta telah lahir. Observasi keadaan pasien untuk deteksi dini pencegahan terjadinya kejang sebelum kelahiran, selama dan pasca melahirkan. Bahkan ibu nifas pun masih bisa beresiko kejang pasca melahirkan dalam masa 24 jam setelah lahir bayinya. 

Hati-hati netizen, bumil yang sudah melahirkan jangan dianggap enteng, masih ada resikonya juga menjadi kejang lagi. Evaluasi terus kondisi si ibu nifas, ya! Kita tidak boleh lengah itu pesanku kepada kalian yang berurusan dengan kehamilan pre-eklamsia dan eklamsia (warning). 

Keracunan kehamilan (Preeklamsia atau eklamsia) belum diketahui penyebabnya.  Namun, diyakini erat kaitannya dengan pengaruh depresi kehamilan, makanan siap saji, keturunan, kasus berulang, makanan asin, MSG (monosodium glutamat) bumbu penyedap, seafood, pola hidup yang tidak sehat. Maka dari itu butuh perhatian keluarga dekat terutama suami yang harus siaga. 

Author tidak menyebutkan berapa tensi yang termasuk katagori PE ringan dan berat. Netizen dapat mem-browsing sendiri. Hal ini berbeda dengan ibu hamil dengan riwayat tensi tinggi disebut hipertensi dengan kehamilan. 

Banyak kasus kematian karena preeklamsia dan eklamsia akibat penanganan kurang tepat dan lambat. Sungguh miris saat melahirkan harus menuntaskankannya di ruang ICU (intensif care unit).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun