Mohon tunggu...
Wisesa Nanda Pradana
Wisesa Nanda Pradana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Hubungan Internasional Universitas Airlangga

Saya merupakan seorang mahasiswa Hubungan Internasional yang mempunyai hobi menulis

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Kepentingan Para Negara G7 dengan Indonesia dan Ukraina Berdasarkan Aksiologi

2 Juni 2023   07:00 Diperbarui: 2 Juni 2023   07:09 180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diambil dari: Instagram Presiden Indonesia, Joko Widodo

Dalam studi Hubungan Internasional (HI), kepentingan merupakan sebuah hal yang harus dimiliki semua aktor baik itu aktor negara maupun aktor non-negara. Kepentingan dapat berupa apa saja dan cenderung bersifat abstrak. Definisi dari kepentingan sendiri yaitu sebuah tujuan dan keinginan dari suatu aktor dalam hubungannya dengan aktor lainnya. Berdasarkan definisi tersebut, kepentingan didasarkan pada niat suatu aktor dalam melakukan suatu hal yang berorientasi pada tujuan aktor tersebut. Jadi, kepentingan setiap aktor akan berbeda dan tidaklah sama satu sama lain.

Salah satu fenomena yang menjadi dasar dari tulisan ini adalah Konferensi G7 yang dilaksanakan di Hiroshima, Jepang. Konferensi G7 sendiri merupakan sebuah konferensi tingkat tinggi yang berisi tujuh negara dengan tingkat perekonomian yang tinggi dan maju di dunia. Negara-negara yang termasuk dalam anggota G7 sendiri, yaitu Jepang, Amerika Serikat, Inggris, Jerman, Italia, Kanada, dan Prancis. Isu-isu yang dibahas dalam Konferensi G7 biasanya mengarah pada isu ekonomi. Namun, isu-isu lain juga tetap dibahas seperti isu politik yang terjadi di dunia, isu lingkungan, dan lain sebagainya.

Dalam Konferensi G7 ke-49, ada kejadian unik di mana para pemimpin negara yang berada di G7 mengundang beberapa pemimpin negara untuk datang dan ikut dalam konferensi tersebut. Beberapa pemimpin negara yang diundang dalam Konferensi G7 tersebut meliputi Presiden Indonesia Joko Widodo dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky. Undangan tersebut bukanlah tanpa alasan, pastinya para pemimpin negara anggota G7 memiliki beberapa kepentingan di kedua negara tersebut. Kepentingan yang ada ini dapat dianalisis menggunakan landasan aksiologi dalam kefilsafatan.

Dalam filsafat, terdapat sebuah cabang yang bernama aksiologi ilmu. Menurut dosen Universitas Airlangga bernama Mohammad Adib, aksiologi membicarakan mengenai nilai-nilai suatu kehidupan. Dengan kata lain, aksiologi memiliki pengertian sebagai teori nilai yang dapat menjadi sebuah alat untuk manusia dalam menjawab suatu pertanyaan. Cabang filsafat satu ini sangat berfokus pada nilai-nilai apa yang dapat berguna pada ilmu pengetahuan tersebut. Dari pengertian tersebut, aksiologi dapat dijadikan sebuah alat untuk menganalisis fenomena yang ada di dunia, terkhusus mengenai Konferensi G7 di Hiroshima, Jepang.

Pengaplikasian landasan aksiologi dapat dikaji dalam fenomena diundangnya presiden Indonesia dan Ukraina dalam Konferensi G7 yang dilaksanakan di Hiroshima, Jepang. Berkaca pada penjelasan di atas, aksiologi berpusat pada nilai-nilai yang dalam hal ini merupakan kepentingan para pemimpin negara di G7 terhadap Indonesia dan Ukraina. Dalam kasus Indonesia, para pemimpin negara di G7 dan presiden Indonesia sendiri sama-sama memiliki kepentingan yang dibawa. Contohnya seperti Jepang yang memiliki kepentingan dalam perluasan bidang kerja Pekerja Migran Indonesia di sektor pariwisata dan industri, sedangkan Indonesia yang diwakili oleh Presiden Jokowi memiliki kepentingan mengenai Indonesia-Japan Economic Partnership Agreement (IJEPA) dan investasi dalam penyelesaian proyek Mass Rapid Transit (MRT).

Di lain sisi, diundangnya Ukraina dalam Konferensi G7 merupakan suatu kejadian yang mengejutkan bagi banyak orang. Banyak orang memprediksi bahwa dalam Konferensi G7 kali ini hanya akan membahas permasalahan ekonomi saja, tetapi dengan datangnya Presiden Zelensky di Hiroshima, pasti isu politik tidak akan terhindarkan dalam konferensi tersebut. Undangan kepada presiden Ukraina ini sendiri bukan merupakan kejutan bagi para pemimpin negara di G7, karena Perdana Menteri Jepang yaitu Fumio Kishida sudah mengajak presiden Zelensky untuk datang sejak kunjungannya ke Kyiv pada bulan Maret tahun 2023. Isu politik yang dibawa tentu saja berhubungan dengan perang antara Rusia dan Ukraina yang sampai sekarang belum menemui titik terang.

Apabila menggunakan kerangka berpikir aksiologi, akan didapatkan kepentingan apa saja yang dibawa oleh Ukraina dan para pemimpin negara anggota G7 dalam konferensi tersebut. Menurut pandangan dari Ukraina, konferensi ini merupakan suatu kesempatan bagi mereka untuk mengajak para negara anggota G7 untuk menambah bantuan secara militer ataupun yang lainnya agar perang Rusia dan Ukraina dapat berakhir. Kepentingan atau nilai yang dibawa oleh Ukraina ini sangatlah wajar karena mereka sendiri sedang bersusah payah dalam mempertahankan wilayahnya dari serangan Rusia. Sebaliknya, bagi para pemimpin negara anggota G7 memiliki kepentingan untuk menunjukkan pada Rusia bahwa mereka serius untuk membantu Ukraina dalam menyelesaikan perang yang berlangsung lama ini. Motif lain dari diundangnya presiden Zelensky untuk hadir di Konferensi G7 sendiri yaitu mempertegas dukungan mereka terhadap Ukraina dalam melawan Rusia.

Kesimpulan yang dapat diambil dari tulisan di atas adalah bagaimana peran filsafat dalam menganalisis suatu fenomena politik yang terjadi yaitu fenomena Konferensi G7 yang dilaksanakan di Hiroshima, Jepang. Cabang filsafat yang digunakan dalam menganalisis fenomena ini adalah menggunakan aksiologi. Dalam menganalisis fenomena tersebut, juga digunakan teori-teori dari disiplin ilmu Hubungan Internasional, yaitu mengenai konsep kepentingan. Hasil dari penggabungan antara aksiologi dan kepentingan menghasilkan suatu analisis komprehensif mengenai apa alasan diundangnya Indonesia dan Ukraina dalam konferensi G7 tahun 2023 ini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun