Forum Musyawarah Guru Bimbingan dan Konseling (MGBK) Kabupaten Gresik bersama Tim Pengabdian Universitas Negeri Malang (UM) melakukan pelatihan keterampilan persepsi kepada konselor SMK Se-Kabupaten Gresik. Gagasan ini diusulkan oleh Prof. Nur Hidayah, M.Pd., sebagai ketua Tim Pengabdian. Sementara itu, anggota tim yang ikut tergabung adalah Drs. Lutfi Fauzan, M.Pd, Dr. Fitri Wahyuni, M.Pd dan mahasiswa pendamping.
Salah satu peran guru bimbingan dan konseling di sekolah adalah sebagai konselor yang memfasilitasi perkembangan potensi siswa. Konselor memiliki tupoksi menyelesaikan problematika siswa melalui pelayanan konseling. Penguasaan konselor dalam proses konseling memerlukan keterampilan eksternal dan internal. Keterampilan internal meliputi pemahaman mengenai pendekatan teori konseling dan keterampilan dasar komunikasi. Penguasaan keterampilan eksternal meliputi penguasaan teori pendekatan konseling tertentu dan keterampilan dasar komunikasi sedangkan keterampilan internal meliputi keterampilan berfikir (mind-skills) (Hidayah, 2009, 2010; Mulawarman & Antika, 2020b).
Keterampilan berfikir (mind-skills) merupakan keterampilan konselor dalam memonitoring dan merefleksi fikirannya ketika mejalankan proses konseling (Nelson, 2005). Keterampilan berfikir (mind-skills) meliputi 6 bentuk diantaranya keterampilan menciptakan peraturan yang membantu, menciptakan persepsi yang membantu, menciptakan wicara diri yang membantu, menciptaka citra visual yang membantu, menciptakan penjelasan yang membantu, menciptakan pengharapan yang membantu (Nelson, 2005).
Keterampilan yang difokuskan dalam pelatihan kepada konselor SMK Se-Kabupaten Gresik adalah keterampilan persepsi. Persepsi diartikan sebagai tingkat akurasi atau ketepatan seseorang dalam menyadari dan menilai dirinya sendiri, orang lain, dan situasi. Konsep persepsi ditekankan pada konsep tentang pemikirian proporsional.Â
Hal ini termasuk di dalamnya menguji kenyataan tentang persepsi diri sendiri, orang lain, dan situasi (Jones, 2005). Menciptakan persepsi yang membantu berfokus pada bagaimana tingkat akurasi seseorang menyadari dirinya sendiri dibandingkan dengan menyadari orang lain. Seberapa tinggi seseorang mampu menilai dirinya sendiri dibandingkan dengan menilai orang lain.
Satu hal yang penting diperhatikan adalah falsafah konseling masa kini berkembang didasarkan pada konseling dari budaya barat, sehingga layanan konseling di Indonesia kurang memiliki falsafah nilai budaya Indonesia. Oleh karena itu, Tim Pendabdian Universitas Negeri Malang (UM) menyelenggarakan kegiatan pelatihan keterampilan persepsi konselor dalam konseling multibudaya dengan tetap menjaga konsep-konsep dasar layanan bimbingan dan konseling persekolahan.
Kegiatan dikemas dalam rangkaian pelatihan yang disusun bersama ketua Musyawarah Guru Bimbingan dan Konseling (MGBK) bapak H. Nursyidiq, S.Pd yang ikut hadir bergabung dengan para peserta pelatihan. Kepala Sekolah SMK Negeri 1 Cerme Gresik bapak Takari Widodo, S.Pd juga turut hadir untuk secara simbolis membuka acara pelatihan bersama Tim Pengabdian UM dan seluruh peserta. Peserta pelatihan berasal dari sekolah tingkat Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) se-Kabupaten Gresik yang diadakan di SMK Negeri 1 Cerme Gresik dan dihadiri oleh 38 guru bimbingan dan konseling dari berbagai sekolah SMK Negeri maupun Swasta di wilayah Kabupaten Gresik.
Kegiatan pelatihan keterampilan persepsi dikemas dalam 4 agenda.utama dan masing-masing agenda didampingi oleh  narasumber ahli.
Agenda pertama yaitu pembukaan dan sambutan. Agenda pembukaan kegiatan dibuka langsung oleh ketua MGBK bapak H. Nursyidiq, S.Pd., kemudian dilanjutkan dengan sambutan oleh kepada sekolah SMK Negeri 1 Cerme Gresik., sambutan berikutnya disampaikan oleh Tim Pengbadian Universitas Negeri Malang (UM) yaitu Prof. Dr. Nur Hidayah, M.Pd. Pembukaan kegiatan ini dimeriahkan oleh Tim Pengabdian dan peserta pelatihan keterampilan persepsi Konselor SMK Se-Kabupaten Gresik.