Mohon tunggu...
Amanda Nancy Lenia
Amanda Nancy Lenia Mohon Tunggu... Freelancer - S1-Ilmu Hukum Overt University

Freelancer

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi: Dia, Mendung Pengusik

29 Mei 2020   12:36 Diperbarui: 29 Mei 2020   12:41 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Oleh: Amanda Nancy Lenia

Andai hati manusia itu sama
Andai pikiran manusia itu sama
Aku tak perlu gelisah
Aku tak perlu cemas

Ditempat itu
Aku menemukan jejak orangmu
Tak perlu kau mengelak, tak perlu
Karena hatimu pun tak mampu

Aku tahu..
Namun ku hanya terpaku
Tersenyum getir pilu
Semua lika liku mu,
tak perlu ku sapa urus

Percaya penuh adalah kesalahan terbesar
Ku biarkan warna abu menyelimuti ruang
Menaungi takdir cinta

Besar harapku padamu
Lusa, kau uraikan jejakmu
Tapi itu hanya impian tidur
Memupuskan harapku
Harap yang tak pernah singgah dan berkunjung

Bibir madumu sulit berucap
Alasan orangmu yang kau puja
Sedalam itu kau memuja?
Hingga hidupmu tak jua kau puja

Tolong tatap maju
Apakah hadirku tak kau hirau?
Hingga kau tuang sendu

Langit membiru seketika abu
Kelip petir bersambar menerus
Alam seakan tau
Bagaimana rasaku saat itu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun