Sebagai badminton lover, wajib kiranya mengikuti jalannya turnamen All England, yang adalah ajang pertandingan badminton tertua di dunia, yang sudah digelar sejak tahun 1899, sehingga menjadi turnamen bergengs di dunia setiap tahunnya. Tahun ini terasa agak berbeda setelah tahun sebelumnya, 2021, Indonesia dan China tidak ikut berpartisipasi karena berhubungan dengan pandemi COVID 19.Â
Indonesia di AE tahun ini menurunkan skuad terbaiknya untuk berlaga, seperti pasangan ganda pria terbaik dunia Markus Gideon/Kevin Sanjaya, pasangan veteran the Daddies (Hendra Setiawan/Moh. Ahsan), pasangan Fajar/Rian, tunggal putra Anthony Sinisuka Ginting dan Jonathan Christie, ada juga dari luar Pelatnas seperti pasangan Praven Jordan/Melati dan debut baru dari pasangan Dejan Ferdinansyah/Gloria E Widjaja.
Menilik kesempatan yang dimiliki oleh seorang Anthony Sinisuka Ginting, perjalanannya di AE dimulai ketika tahun 2016 masuk kualifikasi, 2017, 2018, 2019, 2020 hanya sampai babak 1/ Round 32, 2021 terusir karena alasan COVID 19.Â
Kejutan terjadi di tahun ini, di babak awal/ R32, Ginting berhasil mengalahkan wakil India dengan straight game, yaitu Parupalli Kashyap, skor 21-11, 21-18 dalam tempo 37 menit saja.Â
Awal yang cukup menjanjikan. Sejak awal pertandingan ini, Ginting tampil mendominasi dan hanya dalam waktu 6 menit, Ginting sudah unggul di interval pertama dengan skor 11-5. Setelah ini, Ginting bahkan tidak menurunkan tempo permainannya. Dengan kepercayaan dirinya, terus memborbardir pertahanan tunggal putra India tersebut.
Ginting menutup game pertama dalam tempo 16 menit saja. Di game kedua, Parupalli mulai mencoba bangkit dan menyerang sehingga Ginting tampak kesulitan dan sempat tertinggal beberapa poin darinya 9-11 dan 13-15.Â
Meski demikian, Ginting sukses membalikkan keadaan dengan mengakhiri pertandingan tersebut dengan skor ketat 21-18 dan berhak melaju ke babak kedua, 16 besar.Â
Bermain di Court 2, Utilita Arena, Birmingham, untuk pertama kalinya Ginting melaju ke 16 besar All England. Ginting menghadapi wakil India lainnya yang lebih senior dan sempat berada di peringkat satu dunia pada ranking pemain badminton putra  dunia, yaitu Kidambi Srikanth.Â
Pertandingan ini cukup membuat saya deg-degan dan frustasi. Bagaimana tidak, di game pertama saya tidak tega melihat Ginting, entah karena kecapekan atau hal lainnya sehingga skornya sangat terbanting jauh, sebagian skor diperoleh dari errornya permainan Ginting sehingga game awal ini ditutup dengan skor 21-9 oleh Srikanth yang sebelumnya mengalahkan wakil dari negara Thailand dengan straight game juga, yaitu Kantaphon Wangcharoen.Â
Saya hopeless dengan skor Afrika ini, sehingga mulai berniat ganti channel ke Court sebelah. Ginting terlihat kaku, di smash sekali oleh Srikanth langsung kebobolan, foot walknya pun terlihat malas.Â