Mereka terkejut dan takut dan menyangka bahwa mereka melihat hantu. Akan tetapi Ia berkata kepada mereka : "Mengapa kamu terkejut dan apa sebabnya timbul keragu-raguan di dalam hati kamu? Lihatlah tanganKu dan kakiKu: Aku sendirilah ini; rabalah Aku dan lihatlah, karena hantu tidak ada daging dan tulangnya, seperti yang kamu lihat ada padaKu
Sampai hari ini, The Wailing adalah film dengan genre horor dan misteri yang terbaik yang pernah saya tonton, sekaligus membuat saya puyeng. Disutradarai oleh Na Hong-jin, si ahli misterius karena film-filmnya yang ambigu seperti The Chaser dan Yellow Sea. Saya butuh rewatch untuk memahami endingnya. Siapa sebenarnya pelaku antagonisnya.
Berawal dari kedatangan orang asing yaitu pria Jepang tua ke sebuah desa damai di kaki gunung yaitu desa Gokseong. Setelah kemunculannya, beberapa kejadian aneh muncul di desa itu. Ketika terjadi sebuah pembunuhan satu keluarga oleh anggota keluarganya sendiri, dan si pelaku seperti seorang yang kesurupan atau tidak sadar akan tindakannya dan ditubuhnya terdapat benjolan penyakit semacam nanah. Awalnya penyakit ini kemungkinan diperkirakan karena memakan jamur beracun. Namun, peristiwa pembunuhan semakin terjadi sehingga membingungkan pihak kepolian di desa tersebut. Seorang polisi bernama Jang-goo mendengar rumor yang terjadi di desa mereka dari rekan kerjanya dan berkaitan dengan si pria Jepang.
Sampai ketika putri Jang-goo bernama Hyo Jin awalnya demam tinggi, mulai bertingkah aneh dan mengalami gejala seperti penduduk yang meninggal. Dengan saran dari mertuanya, Jang goo mengundang seorang cenayang , namun belum membuahkan hasil dan pembunuhan masih terjadi. Jang goo berusaha melindungi putrinya, menyingkap misteri si pria Jepang dan memecahkan teror pembunuhan di desanya.
Film ini bisa dikatakan bertema multigenre, terdapat kisah horor, misteri, spiritual dan supernatural yang berhubungan dengan adat, kepercayaan masyarakat Korea. Adegan plot twisnya tersusun rapi oleh sang sutradara. Beliau memainkan psikologis / rasa angkuh penonton yang awalnya bisa menebak si A, lalu si B, si C dan mungkin kembali ke A sebagai pelaku sesungguhnya.
Para aktor yang tak diragukan dalam kemampuan aktingnya dan wara wiri di layar Korea, seperti Hwang jung-min dan Kwak Do-won menambah kuatnya karakter tokoh utamanya. Sinematografinya yang jempolan, disuguhi dengan desa yang asri, pemandangan indah dengan latar budaya perkampungan Korea umumnya, tapi di sisi lain menampilkan adegan suram dengan layar biru yang membuat suasana dingin dan mencekam. Ditambah soundnya yang dari awal sudah memperdengarkan suara horor dan misterius. Film ini sebenarnya bukanlah menampilkan adegan jumpscare seperti kebanyakan horor tapi menurut saya, ini horor modern. Film ini membuat saya tertantang untuk memecahkan misteri sesungguhnya, dengan adegan dua setengah jam dan tempo lambat menegangkan. Saya sangat merekomendasikan film ini, bukan hanya karena ratingnya yang tinggi tetapi karena memang film ini sangat layak ditonton.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H