Istilah viaduk tidak umum untuk orang Indonesia dan untuk aku sampai harus diulang beberapa kali karena masih asing mendengarnya pertama kali saat mengikuti walking tour dengan rute Matraman. Hal ini terjadi karena istilah viaduk bukan dari Indonesia tapi berasal dari bahasa Latin.
Dikutip dari Wikipedia, viaduk merupakan sebuah jembatan atau jalan di atas jalan raya, jalan kereta api, di atas lembah atau sungai yang lebar. Secara etimologis kata viaduk berasal dari bahasa Latin viaduct yang artinya melalui jalan atau menuju sesuatu arah. Namun bangsa Romawi Kuno tidak menggunakan arti tersebut, tetapi dari turunan bahasa saat ini berarti jarak yang sama (equeduct). Banyak viaduk adalah sederetan konstruksi lengkung jembatan yang sama atau hampir sama jaraknya. Viaduk bisa berada di atas tanah atau air atau keduanya.
Viaduk yang ada saat ini biasanya merupakan peninggalan kolonial Belanda. Akun resmi Facebook KAI 121 pada 10 Juni 2016 menulisakan beberapa viaduk yang ada di Indonesia:
Viaduk Pahlawan
Viaduk Pahlawan berada di Jl. Pahlawan, Surabaya, Jawa Timur. Viaduk ini dirancang oleh seorang arsitek bernama G.C Citroen pada 1924 dan diresmikan 28 Oktober 1926. Viaduk ini awalnya merupakan garis pertahanan arek Suroboyo dalam menahan serangan sekutu. Viaduk di sini merujuk pada jalan kereta api yang melintas di samping Tugu Pahlawan.
Viaduk Kewek
Viaduk Kewek adalah salah satu nama jembatan unik dan legendaris di Yogyakarta. Jembatan ini letaknya berdekatan dengan surganya belanja di Jogja, Malioboro.
Viaduk legendaris di Indonesia ini dibangun oleh NIS (Nederlands Indische Spoorweg Maatschappij) pada tahun 1872. Panjang bentang Viaduk Kewek 72 meter, terdiri atas empat pilar konstruksi. Letaknya antara Stasiun Tugu dan Stasiun Lempuyangan.
Viaduk Meester
Selanjutnya adalah Viaduk Meester di Matraman Raya, Jakarta Timur. Viaduk ini merupakan jalur kereta api penghubung Stasiun Jatinegara dengan Stasiun Manggarai. Viaduk ini dibangun pada  tahun 1918 di masa pemerintahan Meester Cornelis.