Mohon tunggu...
nancy kawengian
nancy kawengian Mohon Tunggu... -

I love GOD O:) I Love My Family..:) i'm Simple,shy n much more :)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Karir atau Cita-cita

29 Maret 2015   15:25 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:50 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

KARIR atau CITA-CITA ?

Haii guys...kali ini saya mau sedikit berbagi cerita singkat tentang sebuah plihan sederhana yang sering muncul dalam kehidupan kita sehari-hari, pilihan yang kadang sulit untuk dipilih ataupun seiring berjalannya waktu terpaksa atau tidak terpaksa harus memilih salah satu yang sebelumnya tidak pernah dipikirkan ataupun direncanakan.berikut jalan ceritanya...

Di sebuah Daerah terpencil yang tidak perlu saya sebutkan Nama Daerahnya, ada seorang anak bernama Ray berusia 14 tahun yang saat itu duduk di bangku SMP,  lahir dari keluarga sederhana membuat ray memiliki begitu banyak cita-cita yang ingin digapainya yang tentu saja akan sangat membuat keluarga dan orang di sekitarnya merasa bangga. Satu dari sekian banyak impiannya adalah hal yang sederhana yaitu memperbaiki jalan dari arah kota menuju ke desa tempat dia dan keluarganya tinggal. Ray memimpikan hal itu dikarenakan daerah tempat dia tinggal sangat jauh terbelakang dari fasilitas-fasilitas atau hal apa saja yang sangat mudah didapatkan di kota,hal itu disebabkan oleh akses jalan dari kota menuju tempat dia tinggal rusak parah atau bahkan sama sekali tidak bisa dilalui oleh kendaraan bermotor sehingga para pendatang tidak tertarik untuk mendatangi daerah tersebut.

Aktivitas di daerah tersebut kebanyakan hanya dilakukan di siang hari,karena disaat malam hari semua warga lebih memilih tetap diam dirumah karena jalannan yang rusak dan berhubungan langsung dengan hutan membuat warga takut akan bahaya binatang-binatang buas. Singkat cerita 5 tahun berlalu,ray kini telah lulus dari SMA dan mencoba mengaju nasib di Ibukota. Sesampainya di ibukota, ray diteima di sebuah perusahaan pengelola alat berat untuk penggilingan dan pengaspalan jalan sebagai seorang kernet alat berat.dari situlah ray mulai berfikir untuk belajar sedikit demi sedikit untuk bisa mengoperasikan alat berat dengan tujuan suatu saat dia sendiri yang akan memperbaiki jalanan di kampung halamannya.

Dua tahun berjalan kini ray sudah sangat mahir mengoperasikan alat berat hingga ditunjuk untuk tidak menjadi kernet lagi namun menjadi sopir alat berat. Ray sungguh bahagia akan hal itu, kini ia memiliki banyak sekali panggilan proyek untuk perbaikan jalan dengan bayaran yang fantastis hingga ia lupa akan impian dan cita-cita untuk kampung halamannya dan untuk membanggakan kedua Orang Tuanya. Hari belalu dan tahun pun berganti seiring berjalannya waktu ray semakin banyak mengumpulkan uang hasil jeri payahnya itu dan tak pernah sekalipun menginjakan kaki di kampung halamannya karena ia takut kehilangan pekerjaannya,pernah sekali ia ditelpon oleh pimpinan desa dan ditawari oleh bossnya untuk menangani perbaikan jalan di kampung halamannya namun ray menolak mentah-mentah akan tawaran itu dengan alasan bayaran yang tidak sebanding dengan apa yang sering dia dapatkan selama ini.

Hari terus berganti dan umur  orang tuannya semakin bertambah,suatu saat ia kembali ditelpon oleh pimpinan desa tempat dia tinggal,namun kabar burk yang ia dapatkan yaitu ayahnya mengalami patah kaki karena jatuh kedalam jurang saat melintasi jalan rusak di tengah malam,selain itu kaki keponakaannya harus di amputasi karena digigit ular berbisa yang datang dari hutan menuju kejalannan, ray pun tak hentinya menangis dan menyesali perlakuannya itu namun apapun yang ia lakukan sekarang takkan bisa merubah apapun yang telah terjadi.

Cerita singkat ini mengajarkan kita bahwa uang bukanlah barang yang harus ditimbun untuk menjadikan kita orang yang kaya dan dipandang, melainkan menimbun sepuluh kebaikan akan membuat kita lebih menjadi kaya dan dipandang,dibandingkan menimbun seribu koin emas yang akan membuat kita hidup dalam ketakutan akan kehilangan emas tersebut dan akan membuat kita dijadikan sebagai target kekerasan dan pencurian.jangan takut karena kebaikan tidak akan pernah dicuri,dan siapapun yang mencuri kebaikan ia akan menggunakannnya untuk kebaikan juga.karena jika kamu melakukan segala sesuatu hanya dan hanya demi uang maka kamu tidak ada bedanya dengan seorang pelacur. Dan kalau cita-citamu tak setinggi langit,maka semua orang akan bercita-cita yang sama karena sangat mudah mendapatkannya,namun cita-cita itu jauh melewati langit yang membuat kita harus bekerja keras untuk mendapatkannya,dan jika kamu sudah bisa mendapatkannya maka gapailah karena hanya orang bodoh yang bercita-cita untuk menjadi bodoh dan kehilangan. Sedikit motivasi untuk para pembaca “ JIKA MEREKA BILANG IMPIANKU TERLALU BESAR, AKU BILANG MEREKA BERFIKIR TERLALU KECIL”.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun