Mohon tunggu...
Darman Syah
Darman Syah Mohon Tunggu... -

Aq orang yang tidak pintar menulis tapi saya sedang belajar menjadi penulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sang Surya Yang Tak Muak Menyinari Bumi

27 Juni 2012   15:10 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:28 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1340809655239110238

Langit berwarna jingga, pertanda sang surya ingin berlalu, pergi meninggalkan alam, dikala ia mulai enggan, menerangi bumi, sapaa selamat tinggal untuk sejenak, di alunkan kepada penghuni bumi, dikala waktu istirahatnya tiba. Sejenak ia berlalu, membawa apa yang telah ia lihat dari penghuni bumi, esok ia kembali dengan cerah, itu juga ketika tidak dihadang mendung, lintasan garis dari perintah alam yang dilalunya, membuat manusia rindu saat- saat untuk ia kembali, karena penghuni bumi akan selalu mendambakannya . Terimakasi sang surya, yang tak pernah enggan memberi cahaya, terimakasih sang tabir karena engkau dengan perintah sang pencipta, kami selalu merindu mu, saat waktu mu tiba terbitlah dengan tenang, tanpa membawa murka, apalagi petaka, terimakasih Tuhan, dari anugrah sang surya mu, yang engkau berikan kepada sang surya. Kegagahan sang surya mu sangat ku kagumi, dengan cahayanya, kami bisa berkelana disetiap ruang hidup bumi, dengan sang surya mu, tak pernah terhenti memberi ruang gerak oksigen yang dapat kami nikmati. Tenggelamlah hari ini sang matahari, dan kembalilah esok hari, untuk menemani kami dikala pagi, siang dan senja mu, dan jangan pernah engkau mati maupun uzur, karena engkau salah satu penyangga hidup kami. Katakn pada pemilik Negeri, kalau engkau hadir bukan untuk menyekiti pemilik bumi, panasnya engkau kini karena ulah manusia yang telah menghacurkan bumi, sehingga engkau terpaksa menganga, dan membakar bumi dibalik kehancuran segala penyejuk bumi, yang melindungi mu dengan oksigen yang indah dan berbau cinta, karena engkau merupakan sang surya yang tak Muak hinggap dan Sinari Bumi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun