Ledok Amprong merupakan aliran sungai Amprong yang berada di dasar lembah. Pada awalnya, untuk pengelolaan tempat wisata ini memerlukan negosiasi antara dua desa, mengingat sungai ini sendiri merupakan sumber daya alam yang berada diantara Desa Gubuklakah dan Desa Wringinanom.Â
Maka, setelah musyawarah dilakukan, disepakatilah bahwa pengelolaan Ledok Amprong dilakukan oleh dua desa. Namun, saat ini pengelolaan tempat wisata ini lebih banyak dilakukan oleh para pemuda dari Desa Wringinanom.
Hasil dari pengelolaan wisata ini terbagi menjadi dana dari tiket masuk wisata dan paket wisata. Untuk pembagian hasil dengan pihak perhutani, pengelola mengandalkan dana dari tiket masuk sebagai bayaran untuk "sewa tahunan" mereka. Sedangkan hasil dana dari paket wisata dimanfaatkan pengelola sebagai biaya untuk perawatan alat, biaya tenaga kerja, dan perbaikan infrastruktur.
Di Ledok Amprong tersedia beberapa pilihan paket menyesuaikan kebutuhan pengunjung. Pengunjung dapat memilih dan mencocokkan paket wisata yang telah tersedia. Di Ledok Amprong mereka menyediakan wisata tubing dengan tiga pilihan jalur, camping, paket edukasi, dan outbound. Pengunjung dapat memilih paket wisata tubing dan camping, ataupun camping dan outbound, serta pilihan paket lain, pengelola sangat fleksibel dan dapat diajak bernegosiasi dengan pilihan paket serta harganya.
Akses menuju wisata ini cukup sulit dilalui menggunakan mobil dengan ukuran besar seperti mini bus, meski begitu jalan menuju ke tempat ini masih dapat diakses menggunakan mobil. Sayangnya karena tempat ini berada di dasar lembah, pengunjung masih harus berjalan kaki agar dapat sampai di Ledok Amprong. Pengunjung dapat menggunakan kendaraan roda dua, akan tetapi mengingat rute jalan yang curam akan lebih baik jika ditempuh dengan berjalan kaki.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H