Mohon tunggu...
NANA SURYANA ALJOE
NANA SURYANA ALJOE Mohon Tunggu... Dosen - Dosen IAILM Suryalaya Tasikmalaya

Pemerhati Pendidikan Dasar

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Menjadi Dosen, Bukan Dosen Jadi

27 November 2023   13:21 Diperbarui: 27 November 2023   13:28 216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Generasi keempat adalah generasi Y (1982-2006). Jumlahnya hanya 30 % dari total populasi manusia. Meraka sukses mengusung ikon semua untuk kita. Mereka berhasil menciptakan percepatan dalam berbagai bidang, integritas, persatuan, optimismme, serta era daur ulang. Mereka respons terhadap ide baru yang dilatarbelakangi filosofis, pengalaman, pesan mutli-generasi sangat cepat terjadi. Di era ini pun muncul MTV, Facebook, Twiter, Youtube, Instagram, dan lainnya. Perkembangan teknologi infromasi membuat generasi ini terus berusaha menemukan hal-hal baru yang menjadi trending topic. Generasi yang hidup zaman ini telah menguasai teknologi memudahkan manusia. Namun di zaman ini pula tumbuh subur sikap negatif dan mulai menggerogoti moral generasinya.

Terakhir generasi milenial. Generasi yang lahir dan dibebaskan di era serba canggih. Orang menyebutnya generasi kuota. Hal tentu berpengaruh terhadap perkembangan perilaku dan keperibadian. Kiblat mereka adalah internet, melalui internet mereka dipermudah mengakses berbagai infromasi. Sebuah zaman yang perlu diadaptasi dan diakomodir oleh guru. Saat ini ada banyak guru yang dihasilkan melalui proses pendidikan di era sebelumnya.

Zaman ini akan menjadi tantangan berat, mereka berhadapan dengan peserta didik (generasi) yang lahir di era generasi Y dan milenial. Pertanyaan kemudian adalah apa yang harus dilakukan guru dalam melaksanakan tugas sebagai pembelajar di zaman ini.

Dosen di Era Milenial

Menjadi dosen di zaman milenial, sejatinya harus banyak menjadi pembelajar. Pembelajar adalah orang yang mau mempelajari berbagai hal, bukan hanya mau mengajari. Dosen pembelajar adalah dosen yang mau mempelajari berbagai hal, termasuk mempelajari anak didik (mahasiswa)nya. Semakin mengenal dan memahami hakikat mahasiswa, dosen akan banyak memperoleh ilmu dari mahasiswanya, karena sejatinya mahasiswanya adalah gurunya.

Mahasiswaku rata-rata masuk generasi Y dan milenial. Mereka hidup di alam yang serba dipermudah dengan hadirnya teknologi, infromasi, dan komunikasi serba canggih. Mereka dengan mudah dapat mengakses berbagai ilmu pengetahuan dari internet. Mereka dapat memilih referensi/sumber perkuliahan yang lengkap di internet. Mereka juga bisa belajar dari dosen lain di luar kampusnya yang mampu menyuguhkan pembelajaran menarik dan inovatif melalui aplikasi YouTube.

Saya bisa membayangkan bagaimana ketika ''jadi' dosen yang diproduk perguruan tinggi puluhan tahun yang lalu, harus mengajar mahasiswa yang lahir di zaman milenial. Dosen akan menghadapi berbagai tantangan dan persoalan, terutama terkait dengan penggunaan berbagai aplikasi pembelajaran berbasis ICT. Dosen akan jauh ketinggalan oleh mahasiswa, baik dalam keterampilan menggunakan media pembelajaran berbasis infromasi teknologi, mengakses referensi, dan membuat media-media pembelajaran yang inovatif. Belum lagi pada sisi kemampuan berkomuniaksi dan forfomance dihadapan para mahasiswa. Mau tidak mau "menjadi' dosen di zaman milenial harus mau belajar dari mahasiswa. Mahasiswku telah banyak mengajarkan bagaimana menjadi dosen "jadi".

Berikut ini beberapa pelajaran dari mahasiswaku. Pertama Mode On. Guru adalah public figure. Penampilan menjadi sebuah kebutuhan penting dalam karir keguruan di zaman ini. Kalau dosen datang ke kelas dengan panampilan urakan, rambut gondrong, dan celana jeans, akankah mahasiswa merasa nyaman dalam belajar. Saat ini mereka hidup di era serba fashionable, sehingga tampilan dosen akan sangat mempengaruhi semangat mahasiswa. Dalam sebuah pepatah dikatakan "libaasukum yukrimukum qobla al-Juluus, wa al-Ilmu bada al-Juluus (pakianmu akan dihormati sebelum kamu duduk, dan ilmu mu akan dihormati setelah kamu duduk).

Kedua gaya komunikasi. Salah satu kompentensi yang harus dimiliki seseorang di zaman ini adalah kemampuan berkomunikasi. Oleh karena dosen dituntut memiliki kemampuan public speaking. Bayangkan kalau guru tidak memiliki gaya komunikasi yang baik pada saat pembelajaran, akankah mahasiswa mudah menangkap pesan yang disampaikan guru.

Ketiga Joke (Humoris). Mengapa dosen harus memiliki kemampuan humoris. Kita mengenal film kartun Tom and Jerry yang begitu digemari semua lapisan usia. Alasannya sederhana, karena di dalamnya mengandung humor yang membuat orang bisa tertatawa lepas. Saat ini acara standup comedy begitu digandrungi semua kalangan karena disitu ada joke-joke lucu. Tentu bukan berarti guru harus jadi pelawak, komika, bahkan jadi Tom and Jerry tetapi sifat dan jiwa humoris yang harus dimiliki seorang guru.

Keempat inovatif.  Dosen yang gaul adalah selalu berinovasi. Selalu belajar banyak tentang hal-hal baru yang sedang jadi trend dikalangan para mahasiswa. Kehidupan dosen yang inovatif akan menginspirasi para mahasiswa. Dosen yang inovatif tidak akan merasa puas dengan apa yang mereka terima dari guru terdahulu, mereka akan selalu mengembangkan berbagai hal sesuai tuntutan zaman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun