Mohon tunggu...
NANA SURYANA ALJOE
NANA SURYANA ALJOE Mohon Tunggu... Dosen - Dosen IAILM Suryalaya Tasikmalaya

Menjadi manusia pembelajar

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tiga Cahaya Santri, Sebuah Refleksi di Hari Santri Nasional

23 Oktober 2023   14:56 Diperbarui: 23 Oktober 2023   15:05 292
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari Santri Nasional (HSN) diperingati setiap tanggal 22 Oktober. Berbagai acara gelar untuk memperingatinya, seperti upacara bendera, pengajian, lomba dalam bidang kegamaan, lomba memasak ala santri (ngaliwet), dan sebagainya. Sebagaimana kita ketahui peringatan Hari Santri Nasional ditetapkan sesuai dengan Keputusan Presiden (Keppres) Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2015 tentang Hari Santri. Tujuan peringatan Hari Santri Nasional adalah untuk memperingati bagaimana peran santri dalam memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia.

Merujuk pada sejarah, tanggal 22 Oktober, merupakan tanggal dikelurkannya resolusi oleh Hadratus Syekh KH. Hasyim Asy'ari. Resolusi jihad merupakan fatwa yang berisi kewajiban berjihad untuk mempertahankan kemerdekaan republik Indonesia dengan melawan dan mengusir penjajah yang masih berada di Indonesia supaya hengkang dari Indoesia.

Peringatan Hari Santri Nasional kalangan pondok pesantren bertujuan untuk mengenang jasa para santri dalam memperjuangkan kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Ada banyak para pahlawan dari kalangan santri yang gugur demi kemerdekaan Indonesia. Dengan digelarnya Hari Santri Nasional diharapan seluruh masyarakat Indonesia diharapkan mampu mengingat, meneladani, serta melanjutkan peran para ulama dan santri dalam mempertahankan Negara Kestuan Republik Indonesia.

Bertemali dengan hal di atas, Hari Santri Nasional sejatinya harus dijadikan bahan muhasabah akan hakikat santri itu sendiri. Siapa santri itu? Apa saja yang harus dikuasai seorang santri, dan lain sebagainya. Ada banyak orang yang mendefinisikan tentang santri, satu diantaranya adalah santri berasal dari kata sun dan there. sun (bahasa Inggris) artinya cahaya, dan three artinya tiga. Dengan demikian santri adalah orang yang memiliki tiga cahaya. Pertanyaan kemudian apa yang dimaksud dengan tiga cahaya?

Tiga Cahaya Santri

Untuk mencari jawaban tentang tiga cahaya santri, kita coba rujuk salah satu firman Allah SWT dalam surat al-Baqoroh ayat 208. Allah SWT berfirman yang artinya, 'Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan (kaafah), dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu'. 

Cendikiwan muslim Indonesia, Nurkholis Majid menafsirkan ayat ini dengan istilah tri logi Islam (tiga ajaran Islam), yaitu akidah, fiqih, dan akhlak. Akidah adalah ilmu tentang bagaimana mengesakan Allah (dalam istilah lain disebut tauhid atau ilmu kalam). Fiqih adalah ilmu yang membahas tentang cara-cara beribadah, baik ibadah langsung (mahdhoh) kepada Allah maupun tidak langsung (ghoer mahdhoh). Sedangkan akhlak adalah ilmu tentang bagaimana kita memiliki akhlak yang baik, baik terhadap Allah, manusia, alam, dan diri sendiri. Ketika ketiga ilmu itu dipahami dan diamalkan dengan baik, maka seseorang bisa dikatagorikan Islam yang kaafah. 

Santri bukan hanya memahami dan mengamalkan ketiga ilmu tersebut di atas, tetapi santri harus mampu melawan ajakan dan bujukan syaitan. Syaitan merupakan makhluk Allah SWT yang dijadikan dari api neraka dan memiliki sifat antara lain mengajak pada permusuhan dan kebencian. Kita perhatikan firman Allah dalam QS. Al-Ma'idah (5) ayat 91 yang artinya, 'Sesungguhnya syaitan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu lantaran (meminum) khamar dan berjudi itu, dan menghalangi kamu dari mengingat Allah dan sembahyang; maka berhentilah kamu (dari mengerjakan pekerjaan itu)'.

Merujuk pada ayat di atas, santri sejatinya harus mampu menghindari  sikap dan perilaku suka permusuhan, kebencian, minum-minuman yang diharamkan, berjudi. Santri harus senantisa istiqomah mengingat Allah (berdzikir), dan senantisa melaksanakan shalat baik yang fardu maupun yang sunnat. Dengan demikian siapapun bisa disebut santri ketika ciri-ciri di atas dimilik, dihayati, dan diamalkan. Selamat hari santri nasional 2023, Jihad Santri Jayakan Negeri.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun