Mohon tunggu...
Nana Roesdiono
Nana Roesdiono Mohon Tunggu... wiraswasta -

Simple but serious. Psikolog yang beralih menekuni dunia agribisnis.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Pengalaman Naik Kereta Api ICE Hispeed

5 Desember 2011   07:37 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:49 1525
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Karena masih punya waktu setelah usai mengikuti rangkaian acara Amsterdam Hortifair, saya dan rekan-rekan tim Jawa Timur ingin cuci mata. Seorang rekan di Belanda menyarankan kami melaju ke Koln (Keulen) diJerman, dan pilihan kami jatuh pada mode kereta api ICE. [caption id="attachment_147461" align="aligncenter" width="566" caption="Foto : www.nshispeed.nl"][/caption]

ICE adalah kereta api cepat yang dioperasikan oleh Nederlands Spoorweg Highspeed dengan rute Amsterdam ke beberapa kota di Jerman dan Switzerland.

Kami naik dari Arnhem di Belanda dengan tujuan Koln (atau Cologne dalam bahasa Prancis, atau Keulen dalam bahasa Belanda) di Jerman. Ada 6 kali keberangkatan per hari. Harga tiket untuk masing-masing jam berbeda-beda, antara 19 – 44,60 Euro. Kami memilih keberangkatan puluk 08.07 dengan harga tiket 22 Euro, kelas 2. Kalau mau nambah 15 Euro, kami bisa upgrade ke kelas 1. Beda kelas 1 dan kelas 2 adalah pada meja. Jadi di kelas 1, Anda bisa letakkan laptop dengan nyaman di meja.

[caption id="attachment_147462" align="aligncenter" width="466" caption="Kabin KA ICEHispeed (foto : Nana Roesdiono)"][/caption]

Keretaapi ICE melaju dengan kecepatan 300 kilometer perjam. Perjalanan ke Koln ditempuh dalam waktu 1 jam 44 menit dengan. Kereta api berhenti di Oberhausan, Duisburg dan Dusseldorf sebelum sampai di Koln. Pemeriksaan imigrasi dan tiket dilakukan secara random di kota perbatasan Emmerich di kawasan Jerman.

[caption id="attachment_147463" align="aligncenter" width="611" caption="Pemandangan dari dalam kereta (foto : Nana Roesdiono)"][/caption]

Keretaapi ICE disebut-sebut sebagai kereta api yang ‘green’ dam ramah lingkungan karena menggunakan bahan bakar yang menghasilkan emisi CO2 rendah, dan demikian tidak menimbulkan polusi dijalur-jalur yang dilewatinya. Ada riset yang menyebutkan bahwa kereta api cepat serupa yang melaju di Rute Amterdam – Paris merupakan metode paling ramah lingkugan bila dibandingkan dengan jenis transpor lain seperti pesawat terbang dan mobil. Mau tahu angkanya? Kereta api cepat jenis ini membuang gas dengan kadar CO2 tujuh kali lebih rendah daripada gas buang yang dihasilkan oleh pesawat terbang.

[caption id="attachment_147466" align="aligncenter" width="611" caption="Koln Hauptbahnhof (stasiun KA Koln, Jerman), Foto : Nana Roesdiono"][/caption]

Melaju dengan ICE melewati pedesaan nan asri dan indah sepanjang perjalanan merupakan kesenangan tersendiri. Masing-masing tempat duduk dilengkapi colokan; cocok bagi mereka yang biasa bekerja dengan laptop di perjalanan. Tak mengherankan bila ICE menjadi moda transport pilihan bagi kaum pekerja, wisatawan atau mereka yang ingin mendapatkan perjalanan santai, cepat dan ramah lingkungan.

[caption id="attachment_147467" align="aligncenter" width="489" caption="Narsis di dekat KA ICAHispeed si stasiun Arhnem, Beland (foto : Nana Roesdiono)"][/caption]

Kami menghabiskan waktu setengah hari di Koln dan kembali lagi ke Arnhem di sore hari. Selama perjalanan pulang pergi, saya menolak mengantuk. Pemandangan di sepanjang jalur kereta, dengan ladang-ladang penuh tanaman dan bunga-bunga indah, perumahan penduduk, dan kehidupan di kota-kota kecil rasanya sedap dipandang, pas dengan kenyamanan berkereta api ICE antara Belanda – Jerman. Lalu saya membayangkan kenyamanan berkereta api di tanah air; tiba-tiba saja dada saya sesak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun